Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona

Kasus di Afsel Naik 571% Sepekan, Covid-19 Omicron Sudah Terdeteksi di 24 Negara

Kasus covid-19 di Afrika Selatan (Afsel) naik berlipat ganda dalam sehari sejak ditemukan varian terbaru covid-19, Omicron

(SHUTTERSTOCK/natatravel)
Ilustrasi varian Omicron (B.1.1.529). Dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyadari ada varian baru Covid-19 mengatakan, gejala varian Omicron sangat ringan seperti infeksi virus umumnya. 

TRIBUNJATENG.COM, CAPE TOWN -- Kasus covid-19 di Afrika Selatan (Afsel) naik berlipat ganda dalam sehari sejak ditemukan varian terbaru covid-19, Omicron.

Sementara, virus hasil mutasi itu kini telah menyebar cepat dan terdeteksi di 24 negara.

Data National Institute for Communicable Diseases (NICD) mencatat sebanyak 8.561 kasus baru covid-19 dalam 24 jam terakhir, melonjak 95,8 persen dalam satu hari, dan 571,5 persen dalam sepekan.

Melansir Daily Mail, ilmuwan Afsel mengatakan, varian Omicron dengan cepat menjadi dominan.

"Profil mutasi dan gambaran epidemiologis menunjukkan Omicron mampu lolos dari beberapa kekebalan kita," ungkap para ilmuwan.

Sekitar 51.977 orang di negara itu melakukan tes covid-19, dan 16,5 persen di antaranya dinyatakan positif terkena virus.

Sebagai perbandingan, 10,2 persen tes yang dilakukan kemarin positif dan Rabu lalu angkanya hanya 3,6 persen.

Sementara, penerimaan dan kematian rumah sakit covid-19 meningkat sekitar seperempat dalam seminggu.

Adapun, Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kasus pertama dari varian terbaru covid-19, Omicron. Virus corona yang pertama kali ditemukan di Afrika itu terkonfirmasi di California.

Dr Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, dalam jumpa pers Gedung Putih, mengatakan bahwa individu tersebut melakukan perjalanan dari Afrika Selatan pada 22 November 2021.

Melansir CNN, individu tersebut dinyatakan positif covid-19 pada 29 November 2021. Fauci menyatakan, saat ini individu itu sedang melakukan karantina mandiri, dan kontak dekat telah dites negatif untuk virus corona.

"Orang tersebut telah divaksinasi lengkap dan mengalami gejala ringan, saat ini kondisinya sudah membaik," katanya. Ditanya oleh CNN apakah orang itu memiliki suntikan booster, Fauci berkata, "Sepengetahuan saya, tidak."

Departemen kesehatan masyarakat California dan San Francisco mengonfirmasi kasus itu disebabkan oleh varian Omicron melalui sekuensing genomik yang dilakukan di University of California di San Francisco, dan urutan itu dikonfirmasi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Color Health menyebut, Omicron diidentifikasi dalam waktu kurang dari 30 jam dari waktu pengumpulan hingga konfirmasi regangan.

Pada Senin (29/11), Presiden Joe Biden menyebut varian itu sebagai kekhawatiran, bukan penyebab kepanikan.

"Kita harus menghadapi ancaman baru ini sama seperti kita menghadapi mereka yang telah datang sebelumnya," ucap Biden.

Pejabat kesehatan AS mendesak orang untuk mendapatkan vaksinasi terhadap covid-19, atau mendapatkan booster jika mereka memenuhi syarat. Langkah-langkah lain seperti masker, cuci tangan, jarak fisik, dan ventilasi masih akan diterapkan untuk melawan varian Omicron.

Konfirmasi

Varian baru virus corona, Omicron, telah terdeteksi di beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika. Saat ini, terdapat 24 negara yang sudah mengonfirmasi kasus varian Omicron. 

Adapun negara terbanyak dengan kasus virus Omicron yakni Afrika Selatan dengan 77 kasus, disusul Inggris 22 kasus, dan Belanda 16 kasus. Sedangkan untuk kasus terendah yakni AS, Austria, Belgia, Prancis, Republik Ceko, dan Arab Saudi dengan satu kasus.

Omicron disebut sebagai satu yang sangat cepat dalam menularkan virus. WHO mengklasifikasikan varian Omicron masuk ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori variant of interest (VoI).

Dikutip dari covid19.go.id, varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. WHO menjelaskan, bukti awal telah menunjukkan lonjakan atau peningkatan risiko infeksi ulang pada varian tersebut, dibandingkan dengan VoC lain.

Seorang pejabat WHO mengatakan tidak ada bukti Omicron berdampak pada efektivitas vaksin terhadap penyakit serius dan mereka yang terinfeksi melaporkan gejala ringan.

Sementara, Kepala kesehatan di Botswana mengungkapkan bahwa 16 dari 19 kasus yang dikonfirmasi tidak menunjukkan gejala dan gejala 'sangat-sangat ringan' di antara mereka yang memilikinya.

Tetapi para ahli memperingatkan akan membutuhkan waktu setidaknya dua minggu sampai mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa dampak varian terbaru itu.

WHO menyatakan, varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afsel pada 24 November 2021. Situasi epidemiologis di Afsel telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta. (Tribunnews)

Besar Kemungkinan Sudah Masuk RI

Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, besar kemungkinan varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia.

"Bagaimanapun kombinasi antara kerumunan, keramaian, dan mobilitas yang tinggi, interaksi yang tinggi, besar kemungkinan varian Omicron sudah ada di Indonesia. Ini hanya masalah waktu saja," katanya, dikutip detikcom, Kamis (2/12).

Menurut dia, dampak dari kemungkinan munculnya varian baru corona dan kerumunan tidak akan langsung terlihat.

Dicky menilai, efeknya baru bisa muncul beberapa pekan ke depan.

"Ini tentu akhirnya membuat potensi makin cepat bersirkulasi, berpotensi besar dengan adanya penularan menjadi besar, sehingga tentu tidak serta-merta secara langsung, karena baru akan ketahuan 2 atau 3 minggu setelahnya," jelasnya.

Meski demikian, Dicky mengakui, jika dibandingkan dengan tahun lalu, risiko penularan atau transmisi covid-19 tidak sebesar 2020. Hal ini dikarenakan tren COVID-19 konsisten menurun. Namun, ia tetap mengingatkan masyarakat meningkatkan rasa waspada.

"Karena saat ini kita dalam kondisi landai, dan sebagian sudah divaksinasi, tapi iya itu tidak menjadi jaminan kan. Mencegah kan lebih baik, karena tetap risiko itu ada, kita ini masih ada di level community transmission," tandasnya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Tjandra Yoga Aditama mengatakan, varian B.1.1.529 atau Omicron memiliki gen yang tidak dapat terdeteksi oleh alat Polymerase Chain Reaction (PCR).

Ia menyebut, hal itu terjadi karena mutasi spike protein pada varian Omicron berada di posisi 69-70, sehingga menyebabkan munculnya fenomena S gene target failure (SGTF). Fenomena SGTF itu mengakibatkan gen S pada Varian Omicron tidak terdeteksi alat PCR.

"Walau ada masalah di gen S, tetapi untungnya masih ada gen-gen lain yang masih bisa dideteksi, sehingga secara umum PCR masih dapat berfungsi," katanya, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/12).

Tjandra menuturkan, tidak terdeteksinya gen S pada pemeriksaan PCR dapat dijadikan indikasi awal bahwa sampel yang diperiksa adalah varian Omicron. Sehingga, pemeriksaan sampel dapat dilanjutkan dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memastikan jenis varian.

"Ditemukannya SGTF dapat menjadi semacam bantuan untuk menyaring mana yang prioritas dilakukan WGS, selain kalau ada kasus berat, atau ada klaster, atau ada kasus yang tidak wajar perburukan kliniknya, dan lainnya," ujarnya.

Tjandra menyatakan, informasi tersebut bisa menjadi perhatian di Indonesia dalam menganalisis hasil PCR. Selain itu, ia meminta agar jumlah pemeriksaan sampel menggunakan metode WGS ditingkatkan.

"Seperti sudah disampaikan terdahulu, penduduk kita kira-kira adalah seperempat penduduk India, jadi kalau India sekarang sudah memeriksa lebih 80 ribu sampel, maka seyogyanya kita harusnya dapat juga sudah memeriksa sekitar 20 ribu sampel," ucapnya. (tribunnews/dtc/kompas.com)

Baca juga: BI Jateng Gelar Vaksinasi untuk Rumah Tahfidz, Pondok Pesantren, dan Yatim Dhuafa

Baca juga: Daihatsu Dukung Konservasi Penyu di Kebumen

Baca juga: Kata Pengamat soal Anies Baswedan Absen di Reuni 212 hingga Tak Beri Izin

Baca juga: Sinopsis Dracula Untold Big Movies GTV Pukul 20.00 WIB Kastil Kuno Bangsawan Vampir

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved