Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kasus Guru Rudapaksa 12 Santriwati Terungkap saat Seorang Korban Pulang Lebaran dalam Kondisi Hamil

Salah satu korban bahkan punya dua anak dari perbuatan asusila guru pesantrennya, HW, keduanya perempuan.

Youtube
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, GARUT - Dari 12 korban rudapaksa guru pesantren di Cibiru, Bandung, Jawa Barat, 11 merupakan warga Garut.

Hal itu disampaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut.

Dari 11 korban warga Garut tersebut, sudah lahir delapan bayi dari tujuh korban.

Baca juga: Guru Rudapaksa 12 Santriwati di Bandung: Orangtua Korban Menangis Disodori Anaknya Bayi 4 Bulan

Salah satu korban bahkan punya dua anak dari perbuatan asusila guru pesantrennya, HW, keduanya perempuan. 

"Dari 11 korban di kita (P2TP2A Garut), ada 8 orang anak, ada satu (korban) sampai (punya) dua anak, tadi kan di TV saya lihat (berita) dua sedang hamil, tidak, sekarang sudah melahirkan semua," jelas Ketua P2TP2A Garut Diah Kurniasari Gunawan, Kamis (9/12/2021) malam kepada wartawan di kantor P2TP2A Garut.

Korban masuk ke pesantren HW rata-rata sejak 2016


Menurut Diah, setelah menerima laporan kasus tersebut sekitar Bulan Mei 2021, pihaknya menerima korban dari Polda Jabar, setelah sebelumnya diambil dari pesantren tersebut, saat itu ada korban yang baru empat hari melahirkan dan dua lainnya dalam kondisi hamil yang saat ini keduanya telah melahirkan.


"Saat ini semuanya (bayinya) ada di ibunya mereka masing-masing," jelas Diah.

Diah menuturkan, para korban rata-rata telah menjadi santri di pesantren tersebut sejak tahun 2016 sampai kasusnya terungkap pada bulan Mei lalu.

Kronologi terungkapnya kasus guru pesantren rudapaksa 12 santriwati

Kasus ini sendiri menurut Diah terungkap setelah salah satu korban, pulang ke rumah saat akan merayakan hari raya Idul Fitri.

Orangtua korban, rupanya melihat ada sesuatu yang berubah pada anaknya, hingga diketahui anaknya hamil.

"Nah di situlah akhirnya dengan ditemani oleh Kepala Desa mereka melapor ke Polda Jabar.

Nah, itu awalnya seperti itu," kata Diah.

Setelah melapor ke Polda, mereka pun laporan ke Bupati Garut dan melapor ke P2TP2A.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved