OPINI
OPINI Elisa Rinihapsari : Kewaspadaan Hadapi Varian Baru di Masa Libur Nataru
OMICRON adalah varian baru dari virus SARS-CoV-2 yang dikenal sebagai penyebab pandemi COVID-19. WHO pada tanggal 26 November 2021
Oleh Elisa Rinihapsari
Dosen Analis Kesehatan Polteka Mangunwijaya
OMICRON adalah varian baru dari virus SARS-CoV-2 yang dikenal sebagai penyebab pandemi COVID-19. WHO pada tanggal 26 November 2021 menetapkan Omicron sebagai variant of concern (VoC). Keputusan ini didasarkan pada bukti bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya dalam menyebabkan penyakit.
Beberapa kalangan mengkhawatirkan bahwa akan terjadi gelombang ketiga pandemi di Indonesia, sebagai akibat dari masuknya varian Omicron ke Indonesia serta adanya momen libur Nataru (Natal dan tahun baru).
Berlawanan dengan kekhawatiran tersebut, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian justru membatalkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 se-Indonesia pada masa libur Nataru, dan diganti dengan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di masa Nataru.
Ada dua pertimbangan yang mendasari pemerintah mengambil keputusan tersebut, yakni angka penularan Covid-19 di Indonesia yang terbilang rendah, dan level antibodi masyarakat sudah terbilang tinggi berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
Sekilas Omicron
Pada tanggal 24 November 2021, varian baru SARS-CoV-2, B.1.1.529, dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Varian baru ini pertama kali terdeteksi pada spesimen yang dikumpulkan pada 11 November 2021 di Botswana dan pada 14 November 2021 di Afrika Selatan.
Banyak yang mengkhawatirkan bahwa varian ini akan menyebar jauh lebih cepat dibandingkan varian yang sudah ada sebelumnya.
Informasi update yang dikeluarkan oleh WHO melalui situs who.int tanggal 28 November 2021 menjelaskan beberapa informasi menarik mengenai varian Omicron.
WHO menyebutkan bahwa belum jelas apakah Omicron lebih mudah menular dari satu orang ke orang lain dibandingkan dengan varian lain, termasuk varian Delta.
Meskipun terjadi peningkatan jumlah orang dengan hasil positif terinfeksi COVID-19 di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, namun studi epidemiologi masih terus dilakukan untuk memahami apakah Omicron adalah penyebab satu-satunya, ataukah terdapat faktor-faktor lainnya.
WHO juga belum dapat memberikan kepastian terkait dengan tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh varian Omicron.
Belum jelas diketahui apakah infeksi karena Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi oleh varian lain, termasuk Delta.