Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Trauma Masa Lalu yang Dialami Siskaeee Sebetulnya Bisa Disembuhkan, Ini Kata Dosen Psikologi Unika

Tersangka kasus ekshibionisme di kawasan Bandara Kulon Progo, Siskaeee alias FCN mengaku memiliki trauma masa lalu.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto
Tangkapan layar Rektor terpilih Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindiarto saat wawancara dengan Tribun Jateng. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tersangka kasus ekshibionisme di kawasan Yogyakarta International Airport (YIA) atau Bandara Kulon Progo, Siskaeee alias FCN mengaku memiliki trauma masa lalu.

Dosen psikologi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Dr Ferdinandus Hindiarto menuturkan, apa yang dialami Siskaeee sebetulnya bisa disembuhkan secara psikologis.

"Kalau dalam psikologi kondisi seperti itu dinamakan deviasi atau penyimpangan. Namun, jangan langsung justifikasi, pasti ada latar belakangnya," kata dosen yang juga menjabat Rektor Unika saat menyambangi Kantor Tribun Jateng, baru-baru ini.

Baca juga: Jadwal Muktamar ke 34 NU di Lampung Berubah Lagi, Jadi Dimajukan Tanggal 22-23 Desember 2021

Baca juga: Obyek Wisata di Kota Pekalongan Tetap Buka Saat Libur Natal

Menurutnya, setiap perilaku tidak otomatis langsung muncul.

Pasti ada hal yang melatarbelakanginya.

Jika memiliki trauma masa lalu, artinya ada social support system atau dukungan sosial dari lingkungan yang melemah.

Dukungan sosial itu dibutuhkan untuk melepaskan diri dari tekanan permasalahan.

Satu cara yang menyembuhkan agar trauma masa lalu itu hilang, yakni dengan menguatkan dukungan sosial.

Seseorang yang memiliki trauma masa lalu membutuhkan kepedulian dari orang lain.

Mereka membutuhkan teman curhat (curahan hati), teman yang mendengarkan permasalahan yang dialami.

"Aku mau cerita, tapi temanku tidak ada yang punya waktu. Aku mau cerita tetapi tidak ada yang memperhatikanku, itu salah satu contoh konkret yang terjadi saat ini. Akhirnya dukungan sosial melemah," jelasnya.

Dengan bercerita kepada orang lain secara intim, kata dia, orang yang mempunya trauma masa lalu merasa lega.

Namun, terkadang tidak ada ruang, tidak ada media untuk melampiaskan permasalahannya tersebut.

"Dukungan sosial juga bisa dimunculkan dengan rasa kepeduliaan. Contohnya menanyakan 'kok wajahmu elek men?' (kok wajahmu jelek sekali?). Itu sangat membantu meringankan mereka," ucap lulusan program doktor dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Ferdi, sapaannya, menambahkan bahwa dukungan sosial saat ini intensitasnya menurun karena orang sibuk sendiri-sendiri. Karena itu, interaksi antarmasyarakat harus diperkuat.

Baca juga: Vaksinasi Anak Batang Tunggu Vaksinasi Dewasa Capai Target

Baca juga: Video Detik-detik Kecelakaan Mobil Seruduk 4 Becak di Palembang Tersebar, 1 Orang Meninggal

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved