Polisi Masukkan Anjing ke Rumah Anak Suratmi, Lansia Mati Tak Wajar: ada yang fitnah saya bunuh ibu
Polisi memeriksa bagian dalam rumah anak Suratmi setelah kematian tak wajar nenek itu.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
"Saya bilang ke polisi apa adanya, saya di rumah, saya lakukan kerjaan rumah, pintu rumah pun saya kunci," lanjut Nuer.
Sementara suaminya, Suparmo mengaku tidak mengetahui pasti kapan ibunya ditemukan bersimbah darah.
Katanya, di hari kejadian itu, ia sudah berangkat kerja pagi buta.
Tak ada kabar apapun yang masuk ke ponselnya sampai pulang kembali sekiranya pukul 12.00 siang.
"Saya pulang itu sudah ada polisi di rumah saya. Saat ditanya, ya kami sampaikan apa adanya," tutur Suparmo.
Putra kelima dari korban itu mengaku tidak sempat melihat jasad ibunya karena sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.
Ia beserta istri dan saudara-saudaranya menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Mapolres Kendal hingga malam hari.
"Kami diperbolehkan pulang sekitar pukul 21.00, sementara anak ke-7 dari ibu masih menjalani pemeriksaan di Polres malam itu," terang dia.
Selepas pulang dari Polres Kendal, Suparmo dan saudaranya mengurus pemakaman jasad ibundanya pada Minggu malam.
Hubungan Baik
Suparmo yang tinggal paling dekat dengan rumah ibunya menjelaskan, bahwa selama ini hubungan keluarganya baik-baik saja.
Ibunya yang menjadi korban dugaan penganiayaan tinggal sendiri di sebuah gubuk.
Kesehariannya disibukkan menjadi petani di sawah belakang rumahnya.
Selama kurang lebih 3,5 tahun hidup sendiri, kata Suparmo, kebutuhan makanan ibunya disuplai anak-anaknya.
Dua putranya yang sering membawakan makanan adalah putra pertama dan putra ke tujuh yang dikenal Tumik'an (Sunarto).