Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat Belajar Toleransi dari Nabi Muhammad SAW

Berikut materi khutbah jumat singkat dengan tema Belajar Toleransi dari Nabi Muhammad SAW sebagai upaya menjalin kerukunan antar umat beragama.

MOSLEMWORLD
Khutbah Jumat Singkat Belajar Toleransi dari Nabi Muhammad SAW 

Selama mereka tidak memerangi dan mengusir umat Islam dari negeri mereka serta tidak membantu orang lain untuk mengusir umat Islam dari negeri mereka.

Bahkan Nabi Muhammad SAW mengancam umat Islam memerangi non muslim.

Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda;

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

"Barang siapa membunuh non muslim yang terikat perjanjian dengan umat Islam, maka ia tidak akan mencium keharuman surga. Sesungguhnya keharuman surga itu bisa dicium dari jarak 40 tahun perjalanan di dunia." (HR Bukhari)

Kaum muslimin yang berbahagia!

Dalam catatan sejarah diceritakan juga bagaimana santunnya nabi ketika bergaul dengan orang-orang Yahudi dan kaum munafik ketika berada di Kota Madinah pascahijrah.

Rasulullah tetap menerima sikap lahiriah mereka dan membiarkan para ahli kitab untuk memeluk agamanya dengan bebas.

Bahkan beliau melarang para sahabatnya memerangi dan menyakiti mereka.

Banyak hadis-hadis sahih menjelaskan sikap toleransi yang dipegang teguh oleh nabi ketika berinteraksi dengan orang-orang non muslim di sekitarnya.

Misalnya saja kisah nabi yang pernah menggadaikan baju perangnya kepada Abu Syahm, seorang Yahudi.

Begitu pula dengan sikap beliau dalam bergaul dengan sebagian tamu-tamu perempuan Yahudi serta keramahan beliau ketika menyambut orang-orang Nasrani Najran di Masjid Nabawi, sebagaimana tersebut dalam riwayat Ibn Ishak dan Ibn Sa’ad.

Namun Ali Mustafa menegaskan bahwa sikap toleransi yang dimaksud di sini hanyalah dalam masalah keduniaan, tidak berhubungan dengan permasalahan akidah dan ibadah.

Adapun toleransi dalam masalah-masalah ini, yang menyebabkan seorang Muslim melaksanakan sebagian dari ritual non muslim seperti Yahudi, Kristen, dan orang-orang musyrik lainnya, baik dalam perkataan, perbuatan, dan akidah adalah terlarang.

Kendati demikian, sebagian ulama kontemporer ada yang membolehkan hal-hal seperti mengucapkan selamat hari raya kepada non muslim selama sang muslim yang bersangkutan tidak meyakini kebenaran dari ajaran agama mereka.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved