Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

Unika Memperpendek Siklus Zona Nyaman saat Pandemi, Kuliah Tatap Muka Mulai 2022

Selama hampir dua tahun dosen dan mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran secara daring atau online.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
istimewa
Rektor Unika, Ferdinandus Hindiarto 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Selama hampir dua tahun dosen dan mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran secara daring atau online.

Lamanya proses pembelajaran tersebut menciptakan zona nyaman. Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata ingin memperpendek siklus zona nyaman tersebut dengan mengadakan pembelajaran secara luring atau offline.

"Pandemi ini mengajarkan kita betapa sulitnya keluar dari zona nyaman. Maret 2020 kita pertama kali pembelajaran online, banyak kecemasan dan kekhawatiran dosen dan mahasiswa yang harus beradaptasi. Berjalan 2 tahun kok nyaman banget yah, diajak kembali tidak mudah. Unika ingin memutus itu," kata Rektor Unika, Ferdinandus Hindiarto, Minggu (26/12/2021).

Baca juga: Pernah Ditolak Daftar Sekolah Satpam, Abbas Mantap Hapus Tato Gambar Naga di Lengan Kanannya

Baca juga: Distaru Kota Semarang Anggarkan Rahab SCJ Rp 5 Miliar, Sekarang Sudah Masuk Lelang

Baca juga: Hasil Babak I Skor 0-0 Vietnam Vs Thailand, Gajah Putih Selangkah Lagi ke Final Bertemu Indonesia

Menurutnya, zona nyaman yang terlalu panjang tidak akan menghasilkan kreativitas. Karenanya, Unika akan mengadakan kuliah tatap muka atau offline untuk semua fakultas dan program studi pada Maret 2022.

Pihaknya sedang mempersiapkan simulasi.

Meskipun diadakan secara luring, namun tetap dilakukan secara terbatas dan penerapan protokol kesehatan ketat.

Simulasi yang dilakukan apakah mahasiswa yang mengkuti tatap muka terbatas bergantian angkatan atatu fakultas.

"Tentu kami taati aturan pemerintah jika terjadi sesuatu. Meskipun pembelajarannya tidak bersama-sama, yang jelas semua harus ada di kampus," ucapnya.

Lulusan doktoral psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menuturkan, dengan hadirnya mahasiswa di kampus, akan menghidupkan kawasan perekonomian kampus.

"Tujuan lain mengadakan kuliah offline adalah menghidupkan kawasan kampus. Warung makan, dua tahun ini sepi 'nyenyet', laundry, fotocopy, kos, dan semua yang menggerakan roda ekonomi, harus saya hidupkan. Maka mahasiswa di luar kota, harus ada di Semarang kembali," ucapnya.

Pihaknya ingin mendesain banyak perjumpaan secara offline.

Dengan begitu, bisa berdiskusi, tukar pendapat. Diskusi juga berjalan secara intensif dan dosen juga bisa memberikan timbal balik (feedback).

Ferdi, panggilannya, menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya transfer ilmu pengetahuan.

Tetapi juga menanamkan nilai-nilai, membangun karakter yang hanya bisa dilakukan melalui pembelajaran offline.

"Saya memberi contoh rasa empati, menghargai teman yang sedang berpendapat atau presentasi. Itu kan kalau secara online tidak bisa, 'wong' semua tutup kamera, disuruh nyalain kamera nggak bisa," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved