Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kisah Perjuangan Hani, TKW yang Lolos dari Majikan Kejam di Kuwait, Sengaja Tak Cerita ke Keluarga

Hani justru mendapat perlakuan tak manusiawi dari sang majikan hingga kehormatannya nyaris direnggut

Editor: muslimah
Instagram Smile For Life
Hani, eks TKW asal Cianjur, Jawa Barat menceritakan pengalaman pahitnya bekerja sebagai ART di Kuwait.  Hani merasakan lima bulan di awal tahun 2000-an menjadi momen paling pahit dalam hidupnya.  

TRIBUNJATENG.COM - Hani merasakan lima bulan di awal tahun 2000-an menjadi momen paling pahit dalam hidupnya.

Bekerja di tangan majikan kejam pada awal pengalamannya merantau menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Kuwait membuat pengalaman Hani sudah begitu panjang kendati saat itu usianya masih 16 tahun.

Hani memang menjadi TKW di usia muda.

Setamat SMP, dia tak meneruskan ke SMA dan ngotot ke orangtuanya untuk menjadi TKW.

Baca juga: Berapa Persen Peluang Mesut Ozil Gabung RANS Cilogon FC, Raffi Ahmad Blak-blakan

Baca juga: Pamit Mau Ambil Rapor, Alifa Remaja Asal Purbalingga Sudah Lima Hari Belum Pulang

Di benaknya kala itu, dia ingin seperti para tetangganya di Cianjur, Jawa Barat yang mampu rutin mengirimkan uang kepada keluarganya ketika bekerja menjadi TKW.

Namun yang dibenaknya Hani selama ini ternyata berbeda dengan yang dialaminya.

Hani justru mendapat perlakuan tak manusiawi dari sang majikan hingga kehormatannya nyaris direnggut.

Dia berusaha melawan namun tak langsung menang.

Hani sempat dianiaya dan dikurung di kamar sebelum akhirnya berhasil lolos dari kekejaman sang majikan.

Berikut ini kisah perjuangan Hani yang menjadi TKW di Kuwait hingga berhasil lolos dari sang majikan.

Hani mengatakan, yang membuat dirinya ingin menjadi TKW lantaran banyak tetangga desanya di Cianjur, Jawa Barat yang menjadi TKW di sejumlah negara Arab.

"Saya tertarik juga ke sana. Lagian ngapain juga di kampung, sekolah juga enggak," cerita Hani yang dilansir TribunJakarta.com di akun Youtube Smile For Life miliknya, Senin (10/1/2022).

Awalnya, ada tiga orang dari desanya yang mendaftar ke salah satu agen TKW di Jakarta.

Namun dari ketiganya, hanya Hani yang sampai benar menjadi TKW.

Sebelum resmi dikirim ke negara orang, Hani menjalani tiga bulan hidupnya di sebuah penampungan TKW di Jakarta.

Di sana, dia mengenal sejumlah orang dari berbagai daerah yang memiliki mimpi sama sepertinya, bekerja di luar negeri demi mengangkat drajat keluarga.

Saat itu Hani dikirim ke Kuwait oleh agen penyaluran TKW tempatnya bernaung.

Namun semua bayangan bahwa akan merasakan manisnya berkarir di negeri orang seketika juga lenyap di hari pertamanya kerja di Kuwait.

Alih-alih menyenangkan, Hani justru merasakan hidup pahit di Kuwait.

Hal itu sudah dirasakan sejak dia bekerja di hari pertama.

Hani yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di pasangan keluarga asal Kuwait dan Iran kerap mendapat kekerasan hingga pelecehan.

Selain menjadi ART, Hani juga ditugaskan merawat anak bontot majikannya yang masih balita.

Di awal-awal masa bekerjanya, Hani harus terbiasa beradaptasi dengan bedanya kebudayaan antara di Kuwait dengan di Indonesia.

Misalnya soal standar kebersihan yang berlaku di negara sana.

Kesabaran Hani semakin diuji, ketiga ketiga anak majikan yang sudah remaja kerap berulah yang berujung pada dimarahinya dia oleh sang majikan.

"Anak-anak majikan juga kayak gasuka sama aku, mereka ketawa kalau aku dimarahin.

Di dapur sering terjadi kejadian yang ga disangka kayak misalkan ada gula di dalam minyak goreng.

Dan selalu aku yang disalahin, aku selalu dituduh," tutur Hani menceritakan keperihannya di masa lalu.

Puncak kepahitan hidup Hani di Kuwait ialah saat dia nyaris dirudapaksa oleh adik majikannya yang memang ikut tinggal di rumah itu.

W
Hani eks TKW asal Cianjur bersama suaminya seorang pria Italia saat video call dengan Kang Dedi Mulyadi. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

"Adiknya majikan itu Army (tentara) kasih 10 dinar Kuwait, tapi ngajak begituan.

Waktu itu ngelihat tubuhnya aja takut.

Itu bukan sekali dua kali, ngajakin aku tidur bareng," kata Hani.

Namun alih-alih mendapat perlindungan dari sang majikan, Hani justru dibilang mengarang cerita.

"Aku bilang sama majikan aku dia malah ga percaya dan malah aku dipukul, ditampar.

Aku dibilang fitnah," papar Hani.

Rindu Keluarga

Di balik pahitnya hidup di Kuwait, hanya surat-surat dari keluarganya yang menguatkan hati Hani untuk tetap bertahan.

Sebab, dia tak mau menjilat ludah sendiri mengingat menjadi TKW adalah keputusan bulat darinya kala masih di desa.

"Saya sedih di sana, tiap ada surat dari keluarga, tiap malam dibaca berulang-ulang.

Pengen pulang tapi aku kuat-kuatin dan musti kuat karena juga harus bayar agensi dari gaji kita," tutur Hani.

Namun di satu sisi, sikap majikan Hani makin kasar terhadapnya.

Hampir selama lima bulan menahan kepahitan bekerja dengan majikan yang temperamen, Hani memutuskan untuk kabur.

U
Hani eks TKW asal Cianjur bersama suaminya seorang pria Italia saat menyaksikan konten Youtube Kang Dedi Mulyadi. (Youtube Smile For Life)

Namun upaya pertamanya gagal ketika dia dipergoki oleh sang anak majikan.

Alih-alih bisa keluar, Hani justru dikurung dan dianiaya sampai mukanya lebam.

"Saya ditampar sampai terasa kunang-kunang saking kerasnya.

Kemudian dikunci di kamar sama adik majikan buat disiksa.

Saya terusnya dikurung karena saya ada bekas luka," papar Hani.

Hani akhirnya bisa melarikan diri saat di bulan Ramadan.

Dia beralasan hendak membuang sampah kemudian memanfaatkan untuk melarikan diri tanpa membawa barang-barang yang dibiarkan tertinggal di rumah majikan.

Hani kemudian mendatangi agen yang menyalurkan dirinya bekerja di Kuwait dengan bantuan sopir taksi.

"Saya waktu itu lari sekira 20 menitan dari rumah majikan dan saya lihat taksi kumpul.

Saya bilang ga punya uang, minta dianterin ke agensi akhirnya ada yang baik dan mau anterin saya," papar Hani.

Setibanya di agensi, Hani menceritakan pengalaman pahitnya bekerja di rumah majikan yang kejam.

Saat itu Hani ditawari apakah mau pulang ke Indonesia atau mencari pekerjaan di tempat lain.

"Saya gamau pulang karena belum setahun dan harus kuat karena waktu itu saya yang ngotot jadi TKW meski ga diizinin orangtua," kata Hani.

Hani akhirnya tinggal sementara di kantor agensi TKW di Kuwait.

Sampai suatu ketika dirinya ditawari bekerja di sana yang membuat hidupnya berubah.

"Seminggu di agensi belum ada kerjaan akhirnya ditawarin kerja di agensi soalmya sekretaris dia mau pulang kampung.

Akhirnya diajarin bikin teh untuk karyawan dan bos, bebersih, angkat telepon.

Kesininya saya bisa ngurus TKW yang baru datang dari Indonesia dan ngurus-ngurus TKW yang kabur-kaburan atau yang ada masalah," papar Hani.

"Akhirnya sampai bisa kerja 3 tahun di sana dan barulah pulang ke Indonesia dan balik lagi kesana," lanjut dia.

Hani menuturkan bahwa tak ada satu pun keluarganya di Cianjur yang mengetahui cerita pilunya ini.

"Saya gamau mereka kepikiran," ucap Hani. (TribunJakarta.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved