Umrah dan Haji
UPDATE UMRAH 2022 : Epidemiolog Ingatkan Karantina Jemaah dari Saudi Harus Ketat
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan, pemerintah harus dapat memastikan
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan, pemerintah harus dapat memastikan masa karantina jemaah umrah yang kembali dari Arab Saudi dilakukan secara ketat jika pemberangkatan umrah bakal tetap dilanjutkan.
Hal ini menyusul temuan pemerintah bahwa kasus Covid-19 dengan varian Omicron di Indonesia paling banyak berasal dari pelaku perjalanan dari Arab Saudi.
"Karantina harus 14 hari. Tidak ada tawar-menawar. Jadi kalau umrah 10 hari, menjadi 24 hari dengan karantina.
Belum lagi karantina di Saudi. Karantinanya harus diperketat," kata Miko saat dihubungi, Rabu (12/1).
Selain itu, menurut Miko, pemerintah bisa mengurangi jumlah jemaah umrah yang diberangkatkan ke Arab Saudi untuk mencegah penularan kasus Covid-19 varian Omicron.
Ia pun berpendapat, jika syarat yang ditetapkan pemerintah ketat, jemaah umrah yang mau berangkat otomatis berkurang dengan sendirinya.
"Pasti calon jemaah akan sedikit," ucapnya.
Berkaitan dengan itu, Miko meminta pemerintah meningkatkan upaya surveilans dalam mengahadapi gelombang varian Omicron.
Penerapan protokol kesehatan harus dipantau dengan serius. Begitu pula dengan pelacakan dan pengetesan.
"Harusnya upaya penanggulangannya harus ditingkatkan. Protokol kesehatan harus dipantau, pemantauannya pun serius. Kemudian, surveilans diperbaiki, pelacakan kontak diperbaiki," ujar dia.
Hingga Senin (10/1), pemerintah mengonfirmasi ada 414 kasus Covid-19 dengan varian Omicron di Indonesia.Terkena Covid-19
Di sisi lain, Ketua Serikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (SAPUHI) Syam Resfiadi Syam, mengatakan, tim advance umrah yang berisikan asosiasi penyelenggara umrah terpapar Covid-19 sepulangnya dari Arab Saudi.
Menurut Syam, yang ikut dalam rombongan tim advance, ada delapan peserta yang terpapar Covid-19.
Ia menjelaskan, ada dua rombongan tim advance umrah, yang berisi 11 orang dan 14 orang. Ia sendiri masuk dalam rombongan 14 orang.
“Saya yang bersama dengan 14, ternyata 8 dari kami positif terpapar Covid-19," ujar Syam.
Hingga saat ini, Syam mengatakan ia belum mengetahui jenis varian Covid-19 yang menjangkiti delapan anggota tim advance.
Sejauh ini, belum ada informasi mengenai varian Covid-19 yang tertular pada mereka.
"Wallahualam ini Covid-19 varian apa. Kami belum dapat info," tuturSyam.
Ia mengatakan, sebelumnya telah menjalani karantina selama tujuh hari karantina di hotel sejak 6 Januari.
Namun setelah kedapatan terpapar Covid-19, rombongan tim advance harus menjalani karantina di Wisma Atlet sejak Rabu (12/1).
"Kami harus pindah ke Wisma Atlet, harus menjalankan karantina 10 hari ke depan. Untuk itu yang pergi umrah prokes harus ketat, jangan ada toleransi," ucap Syam.
Syam meminta agar jemaah umrah menjalani protokol kesehatan secara ketat, agar tidak tertular Covid-19.
"Prokes harus ketat sehingga jangan sampai kepulangan dari Arab Saudi seperti kami tim advance ternyata masih terpapar. Ini sudah cukup ketat kami lakukan tapi tetap terpapar," ujarnya.
Sebelumnya, pada 23 Desember 2021 lalu, beberapa asosiasi penyelenggara umrah memberangkatkan tim advance untuk memetakan kondisi dan kebutuhan penyelenggaraan ibadah umrah.(Tribun Network/kps/FahdiFahlevi/sam)
Baca juga: Ini ungkapan Flavio Beck Junior usai jalani debut bersama PSIS Semarang
Baca juga: Bupati Tiwi Apresiasi MDMC Purbalingga yang Responsif Terhadap Kebencanaan
Baca juga: Anggota DPD RI Abdullah Puteh Puji Kontribusi Pertanian LDII
Baca juga: Bupati Banyumas Husein Serahkan Penghargaan Lomba Menggambar Anak Bertema Covid-19