Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Dokter Wahyu Ungkap 5 Fakta Gangguan Kesehatan Penggunaan Knalpot Brong, Ketulian Paling Parah

Akhir-akhir ini, kendaraan yang menggunakan knalpot brong atau dengan kebisingan melebihi standar menjadi sasaran operasi lalu lintas

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: galih permadi
dok. Polsek Genuk
Polsek Genuk mengamankan puluhan motor sport dan modifikasi yang berknalpot brong, Sabtu (22/1/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Akhir-akhir ini, kendaraan yang menggunakan knalpot brong atau dengan kebisingan melebihi standar menjadi sasaran operasi lalu lintas kepolisian di sejumlah daerah, termasuk di Jawa Tengah.

Penggunaan knalpot brong ini juga dinilai dapat mengganggu ketertiban berkendara hingga kenyamanan lingkungan sekitar.

Selain itu, penggunaan knalpot brong juga berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang. Tidak hanya kesehatan pengguna knalpot brong, tetapi juga orang lain.

Dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher (THT-KL) atau otolaringologi yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Wahyu Budi Martono mengatakan, dampak dari suara kebisingan menimbulkan efek bermacam-macam, tidak hanya pada telinga, tetapi juga beberapa bagian tubuh.

"Para ahli sudah membuat knalpot sedemikian rupa dengan filter untuk menyaring suara dan emisi atau gas buang agar kualitas udara tetap terjaga.

Tapi pada knalpot brong kan tidak ada filter, makanya suara keras dan emisi gas buang buruk," kata Wahyu, Minggu (23/1/2022).

Selain pada telinga, dampak yang dirasakan juga pada fisiologis (tubuh), psikologis atau mental, dan dampak sosial.

Dokter spesialis THT-KL yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Wahyu Budi Martono
Dokter spesialis THT-KL yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Wahyu Budi Martono (ISTIMEWA)

1. Dampak pada telinga

Seseorang yang intens mendengar suara bising berlebih dapat mengalami kehilangan pendengaran atau ketulian.

"Sering mendengar suara bising menyebabkan gangguan pendengaran. Tentunya tergantung pada intensitas seberapa keras suara juga tergantung lama paparannya.

Kalau dalam paparan lama dan secara kontinyu mendengar knalpot suara bising berlebih berdampak pada ketuliaan," kata Wahyu.

Istlah medisnya yakni noise induced hearing loss (NIHL). Knalpot brong dan aktivitas lain bisa menyabkan kinerja organ pendengaran bekerja melebihi batas kemampuan dalam mendengar suara bising.

"Aturannya, telinga bisa mentolerir kebisingan 85 desibel setiap hari 8 jam berturut-turut selama sepekan. Itu ketahannnya, lebih dari itu, berbahaya," tegasnya.

Dampak jangka panjangnya bisa tuli saraf. Tuli saraf tahap awal yakni ketuliaan pada nada atau frekuensi tinggi. Seseorang yang menderita ini tidak merasa bahwa dirinya terkena tulis saraf.

Mereka masih bisa mendengarkan suara dengan frekuensi rendah, tetapi tidak mendengar frekuensi tinggi. Berjalannya waktu dan juga penambahan usia, lebih parah hingga tidak mendengar suara frekuensi rendah.

Dampak ini menyerang kedua telinga pengendara motor dengan knalpot bersuara keras dan mereka yang sering mendengar kebisingan tersebut.

Tuli saraf sering dialami buruh yang bekerja rata-rata 8 jam. Mereka bekerja dengan suara mesin keras tanpa pelindung telinga atau earplug.

Menurutnya, penulian saraf dalam fenomena knalpot brong tidak bisa dipastikan sebelum adanya pengecekan langsung oleh dokter spesialis.

2. Dampak pada tubuh atau fisiologis

Semua akibat dari pendengaran dampaknya kemana- mana.

Setelah organ sensor telinga, juga berdampak pada tubuh yang berdebar-debar, keringat dingin, pusing, nadi cepat dan masih banyak lagi. Ini banyak tidak disadari.

"Dampak tubuh atau fisiologi bisa menyebabkan debar dan keringat dingin, pusing, menyebabkan tensi tinggi dan lain lain," kata Wahyu.

3. Dampak psikologis atau mental

Orang yang mendengarkan kebisingan dari knalpot brong bisa berakibat pada psikologis atau mental.

Mereka biasanya mengalami gangguan semisal sulit konsentrasi, cemas, gangguan emosional, tidak fokus saat bekerja atau belajar.

4. Dampak sosial

Dampak ini dirasakan bagi orang lain atau orang yang mendengar suara bising knalpot brong.

"Knalpot brong paling sering menyebabkan gangguan pada orang lain atau warga lain. Ini yang paling drasakan. Orang harus istirahat jadi terganggu.

Harusnya bisa hidup tenang dan nyaman jadi terganggu. Belum lagi yang mengumpat kalau ada knalpot brong di-geber-geber tidak sopan, itu sebabkan seseorang tidak nyaman," ucapnya.

5. Gangguan pernapasan

Knalpot brong menyebabkan emisi gas monoksida semakin banyak lantaran di dalam knalpot brong tidak ada filter untuk menurunkan kadar 'racun' dalam udara.

Dampak dari polusi udara bisa bermacam-macam. Polusi meningkat, udara akan tercemar. Ini bisa berefek pada tubuh yang menimbulkan batuk, pilek, sesak napas atau gangguan saluran pernapasan.

"Kalau kendaraan dengan knalpot brongnya satu mungkin tidak berdampak, tetapi jika banyak kendaraan yang menggunakannya itu sangat mengganggu.

Bukan membahas tentang parah atau tidaknya, tetapi udara bersih akan lebih sehat," ujarnya.

Dokter Wahyu menambahkan, dari sudut agama penggunaan knalpot brong merupakan perbuatan zalim kepada orang lain.

Orang lain harusnya bisa istirahat karena sakit atau setelah beraktivitas seharian jadi terganggu. Konsentrasi seseorang juga bisa terganggu.

"Hati-hati, doa orang yang terzalimi itu bisa langsung mujarab. Nanti didoakan jelek sama yang terzalimi. Jadi pakai knalpot brong itu zalim pada orang lain juga pada diri sendiri," imbuhnya.(mam)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved