Headline
HEBOH Kata Sandi Polwan Walinda! Dari Kisah Ibu dan Anak Kabur dari Majikan karena Kerja Tak Digaji
Kisah Ibu dan anak bernama Lasri dan putrinya Nur Cholilah ke Malaysia lewat perekrut tak resmi dan tak digaji.
TRIBUNJATENG.COM -- Kisah Ibu dan anak bernama Lasri dan putrinya Nur Cholilah ke Malaysia lewat perekrut tak resmi dan tak digaji.
Kini mereka kabur dan ditampung oleh KBRI untuk dipulangkan ke Rembang Jateng.
Masih banyak orang Indonesia tergiur iming-iming bekerja di Malaysia enak dan gaji besar.
Padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Sebagian mendapat majikan yang tidak baik, gaji seret dan dipaksa kerja tanpa istirahat. Mereka pun kabur ingin pulang ke Tanah Air.
Untuk ke sekian kalinya terjadi lagi Tenaga Kerja Indonesia atau tenaga migran mengalami nasib tidak mengenakkan di Malaysia tempatnya mencari nafkah.
Seorang ibu bernama Lasri (53) dan Nur Kholifah (21) anaknya, warga asal Desa Bogorejo, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dua tahun kerja di Malaysia tak digaji oleh majikannya.
Padahal mereka kerja 24 jam sehari. Menyedihkan, mereka tak digaji oleh majikan.
Karena tak tahan perlakuan itu, ibu dan anak itu berhasil kabur dibantu oleh buruh migran lainnya. Saat ini Lasri dan anaknya ditampung di KBRI sebelum dipulangkan ke Tanah Air.
Mereka menjadi buruh migran di Malaysia sejak 2019. Dulu berangkat ke Malaysia diantar oleh seorang warga yang bernama Ali asal Rembang.
Kediaman Lasri dan anaknya di Desa Bogorejo, Rembang, berdinding dan beralasan semen, dan di depan pintu tertulis keluarga miskin penerima bantuan.
Muzammil suami Lastri mengatakan dulu istri dan anaknya berangkat secara resmi, kata Ali pengantarnya.
"Dulu saya tanya, itu resmi atau tidak. Keluarganya Ali bilang resmi, tahunya sekarang ternyata kan tidak. Soal visa, paspor seperti apa, katanya bersih, ternyata ilegal itu kan," kata Muzammil.
Bahkan Ali, katanya, bercerita kerja di Malaysia enak, terjamin dan gaji besar. Ia menambahkan, istri dan anaknya berangkat pada 8 November 2019 ke Batam menggunakan jalur laut dan didampingi oleh Ali, padahal dijanjikan naik pesawat.
"Seingat saya pas berangkat waktu itu sempat dikasih uang Rp 1,5 juta sama Pak Ali lewat istri saya," katanya.
Selama bekerja, kata Muzammil, istri dan anaknya selalu mengeluh dengan pekerjaan yang berat dan tidak menerima gaji.
"Istri saya digaji enam bulan sekali, itu juga berebut, marah-marah, sampai menangis-menangis.
Bahkan anak saya dari awal sampai sekarang tidak digaji," keluhnya.
Muzammil berharap agar istri dan anaknya dapat segera pulang ke rumah.
Ingin pulang
Sementara itu, Nuroshyid, Kepala Desa Bogorejo, Rembang, Jawa Tengah, mengatakan, suami Larsi sempat mengontaknya dan memberitahukan bahwa istri dan anaknya ingin pulang.
"Istrinya, katanya sudah dua tahun kerja, katanya tidak bisa pulang, katanya tidak digaji, mau melarikan diri, dan katanya disuruh ke kedutaan, lapornya seperti itu," kata Nurosyid, Selasa (2/2/2022).
Nurosyid mengatakan tidak mengetahui apakah ibu dan anak itu pergi secara resmi atau tidak karena mereka berangkat ke negara jiran tersebut sebelum ia menjabat sebagai kepala desa.
Perjalanan Lasri dan putrinya ke Malaysia bermula setelah dijanjikan Ali Ahmadi, gaji sebesar RM1,200 (Rp 4,1 juta) untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan mengasuh anak.
Mereka baru menyadari anak yang mereka harus jaga adalah orang dewasa lumpuh berusia 21 tahun dan harus dijaga termasuk dimandikan.
Dari desa, mereka naik bus ke Semarang dan kemudian menuju Jakarta, menginap semalam.
"Dari Tanjung Priok (pelabuhan di Jakarta), ke Batam. Dua hari tiga malam. Naik Kapal Kelud. Paspor dibawa agen, dan suruh tandatangan.
Kalau ditanya, bilang kamu mau berkunjung ke rumah Polwan Walinda," cerita Lasri tentang perjalanan ke Malaysia pada November 2019.
Nama Polwan Walinda diperkirakan adalah nama sandi untuk mereka yang terlibat dalam perekrutan gelap ini.
"Dari Batam naik kapal selama empat jam ke Johor Baru, dan tak ada imigrasi lagi (pemeriksaan) di sana. Sampai sekitar jam 05:00 pagi, melewati hutan sawit, dibawa mobil van tertutup dan kami tak bisa melihat sopir," kata dia.
Ali, kata mereka, ikut mengantar mereka termasuk dengan satu orang calon pembantu rumah tangga juga. Lasri dan Kholifah mengatakan mereka bertemu majikan di satu pusat perbelanjaan dan mereka melihat Ali meminta uang ke majikan.
"Minta uang lagi ke majikan dan langsung diberikan," kata dia.
"Dua tahun lalu. Orang dia (Lasri) kerja di sebelah sini. Dia datang ke saya, bilang punya utang, bagaimana bayarnya. Saya bilang kamu harus kerja kuat, kalau di sini tidak cukup," kata Ali Ahmadi di tokonya, Rembang, Jawa Tengah, Rabu (2/2).
Kerja paksa
Ali menambahkan, ia mengurus dokumen seperti paspor dan surat rekomendasi yang menghabiskan Rp 5 juta, dan itu utang majikan yang diganti ke Ali setelah bertemu di Malaysia.
"Majikan yang bilang, nanti Pak Ali uruskan, habis berapa saya tanggung," kata Ali.
Ali juga mengatakan utang Lasri - untuk bayar utang dan pengurusan paspor - sekitar RM2.000 dibayarkan majikan dan akan dipotong gaji empat bulan.
"Saya (hanya) menjual tiket dan mengantar saja," kata Ali tentang perannya. Ali menjelaskan, ia mengantarkan mereka menggunakan pesawat sampai ke Batam, berbeda dengan keterangan Lasri yang menggunakan kapal.
Ali pun menegaskan, Lasri dan anaknya adalah satu-satunya TKI yang dikirimkan ke Malaysia. "Sebelumnya tidak ada, Bu Lasri ini yang pertama, bahasnya coba-coba saja," katanya.
Berdasarkan laporan tahunan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Juli tahun lalu, kerja paksa, seperti yang dialami Lasri ini dan putrinya, adalah kejahatan utama dalam perdagangan manusia di Malaysia.
Laporan itu menyebutkan, Malaysia terus "melakukan kejahatan perdagangan manusia dan penyelundupan migran, dan tidak menangani atau menyelesaikan tuduhan yang kredibel tentang perdagangan tenaga kerja." Indonesia dan Malaysia belum menandatangani MOU tentang perlindungan pekerja migran.
Indonesia mengatakan sepanjang MOU belum diteken, pengiriman pekerja ke negara itu secara resmi akan tetap dihentikan. (BBC/Kompas)
Baca juga: Viral Vdeo Penjual Bakso Diduga Pura-pura Terjatuh, Polres Salatiga Beri Tanggapan
Baca juga: Jadwal Piala FA, Manchester United Vs Middlesbrough, Chelsea Vs Plymouth hingga Liverpool Vs Cardiff
Baca juga: Puasa Rajab Sebaiknya Dilaksanakan Berapa Hari? Berikut Penjelasannya
Baca juga: BREAKING NEWS: Penjual Miras Oplosan di Jepara yang Sebabkan 9 Orang Meninggal Ditetapkan Tersangka