Berita Demak
Bupati Eisti Ingin Menangis Lihat Kondisi Permukiman di Pesisir Demak
Bupati Demak, Eisti’anah, mengaku bahwa dirinya merasa ingin menangis tiap kali melihat kondisi permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Demak.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Bupati Demak, Eisti’anah, mengaku bahwa dirinya merasa ingin menangis tiap kali melihat kondisi permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Demak.
Pasalnya, abrasi dan rob yang kian mengikis daratan di sana membuat sejumlah warga kehilangan pekerjaan, kesejahteraan dan bahkan tempat tinggal.
Pemkab Demak saat ini terus berupaya mencari cara untuk memperlambat proses abrasi dan membantu para warga yang terdampak.
Hal itu diutarakannya saat menanam mangrove bersama Ketua DPC PDI Perjuangan Demak yang juga Ketua DPRD Kab Demak, Fahrudin Bisri Slamet (FBS), kepada para warga di kawasan Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Sabtu (5/2/2022).
“Setiap kali datang rasanya ingin menangis.
Intinya bilang sabar seperti Pak Ketua (FBS), yang mendengarkan capek tetapi yang sebisanya dilakukan, dilakukan dahulu jadi sama-sama berusaha,” ungkapnya.
Bupati yang kerap disapa Eisti tersebut mengatakan bahwa pihaknya masih belum mampu menangani persoalan rob dikarenakan terbatasnya APBD Kabupaten Demak.
“Kita akan mencari bantuan lewat provinsi maupun pusat jadi dari cara apapun kita berikhtiar bersama-sama untuk penanggulangan rob ini.
Jadi kalau sementara ini dengan (penanaman) mangrove.
Mangrove ini kalau sudah besar seperti yang kita lihat di sekitar kita ini hampir seperti hutan mangrove, di dalamnya itu ada biota-biota laut yang bersarang di situ, otomatis akan meningkatkan kesejahteraan warga,” sambungnya.
Orang nomor wahid di Kota Wali tersbeht menambahkan bahwa pihaknya juga telah merelokasi sejumlah penduduk yang berada di Desa Bedono, tepatnya di Dukuh Mondoliko.
“Di Mondoliko kemarin ada beberapa yang sudah kita relokasi dan nanti berlanjut bagi warga lain yang bersedia untuk direlokasi.
Untuk anggaran sudah kita anggarkan, kemarin baru satu desa yang bersedia, mintanya ditinggikan jadi nanti kita lakukan sesuai kebutuhan dan anggaran kita,” ujarnya.
Sementara itu, FBS mengatakan bahwa kegiatan tersebut selain membangun infrastruktur juga membangun psikis dari warga terutama anak-anak.
Dalam kegiatan menanam mangrove itu juga diselingi acara permainan tradisional atau tempo dulu yang diikuti anak-anak setempat.