Berita Pendidikan
Proyek Rehab Gagal SDN Wonosegoro 2 Kabupaten Batang, Siswa Belajar Secara Lesehan Bakal Lebih Lama
Sudah lebih dari empat bulan, kegiatan belajar mengajar siswa SD Negeri Wonosegoro 02 Bandar diungsikan ke Madin Miftakhul Ulum Wonosegoro.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - SD Negeri Wonosegoro 2, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang merupakan satu dari lima SD yang mengalami gagal rehab lantaran kontraktor tidak menyelesaikan pekerjaannya.
Siswa SD Negeri Wonosegoro 02 Bandar itu pun harus lebih lama belajar lesehan.
Sudah lebih dari empat bulan, kegiatan belajar mengajar siswa diungsikan ke Madin Miftakhul Ulum Wonosegoro.
Itu dilakukan sejak sekolah dibongkar.
Baca juga: Status Batang PPKM Level 1, Bupati Wihaji Pastikan Kebijakan Tak Berubah
Baca juga: Soroti Perkembangan Ekonomi di Batang, Zulkifli Hasan: KITB Picu Kemajuan Daerah
Baca juga: Bupati Batang Lunasi Hutang Buruh Batik: saya sampai bingung mau berkata apa
Baca juga: Cerita Pemuda Menabung Dalam Batang Bambu Selama 3 Tahun Demi Bisa Nikah dengan Pacar
Proyek rehabilitasi sekolah itu dikerjakan oleh satu perusahaan, CV Amelia Rahman dari Cimahi, Jawa Barat.
Pengerjaan keseluruhannya dipastikan tidak mencapai 100 persen.
Ratusan siswa kini belum bisa kembali ke kelasnya semula lantaran ruang kelas belum bisa ditempati dan masih menunggu hasil opname pengerjaan proyek.
Disdikbud Kabupaten Batang akan memprioritaskan SD Negeri Wonosegoro 2 dalam penganggaran.
Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan bangunan yang tidak memiliki atap.
Ada 10 ruangan yang kini dalam keadaan terbuka.
Bangunan yang gagal rehab itu meliputi ruang kelas, kantin, hingga kantor kecuali perpustakaan.
"Untuk penyelesaian, sekolah-sekolah yang belum teratapi menjadi prioritas kami, seperti yang di Wonosegoro."
"Kami akan meminta untuk diberi alokasi dalam rangka penyelamatan bangunan supaya bisa merampungkan konstruksi atap lebih cepat," terang Kabid SD Disdikbud Kabupaten Batang, Yuliyanto kepada Tribunjateng.com, Selasa (8/2/2022).
Lebih lanjut, Yulianto menargetkan alokasi untuk pembelian baja ringan sebagai rangka atap, kusen, dan pemasangan genteng.
Pasalnya, pihaknya mengkhawatirkan kondisi bangunan akan rusak jika tidak segera ditangani.