Berita Kesehatan
Gejala Omicron dari yang Umum hingga Gejala Serius, Waspada! Puncak Kasus Diprediksi Akhir Februari
Covid-19 varian omicron tengah naik kasusnya di Indonesia. Beberapa daerah bahkan harus kembali menerapkan PPKM level 3
TRIBUNJATENG.COM - Covid-19 varian omicron tengah naik kasusnya di Indonesia.
Beberapa daerah bahkan harus kembali menerapkan PPKM level 3.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksikan, puncak kasus varian Omicorn di Indonesia terjadi pada akhir Februari atau awal Maret.
Kenali lagi dua gejala awal varian yang gampang menular itu.
Baca juga: 15 Manfaat Jahe, Serai, Gula Merah: Menyeimbangkan Kadar Gula Darah hingga Menjaga Kadar Kolesterol
Baca juga: Cerita 25 Nabi dan Rasul untuk Anak, Kisah Pertemuan Nabi Idris AS dan Malaikat Izrail
"Kami prediksi, di akhir Februari atau awal Maret 2022 merupakan puncak kasus Omicron, yang bisa diprediksi itu tiga kali sampai dengan enam kali lebih tinggi dari puncak varian Delta," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Kamis (10/2).
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan, kebanyakan pasien varian Omicron yang menjalani perawatan di tempatnya bertugas RS Persahabatan menunjukkan gejala batuk dan nyeri tenggorokan.
Gejala awal varian Omicron berbeda dengan varian Alpha, Beta, dan Delta.
Setelah terjangkit ketiga varian tersebut, mulanya pasien akan mengalami demam.
Hal itu tidak pasien Omicron rasakan.
"Berbeda dengan Alpha, Beta, Delta, biasanya entry point-nya 90 persen demam. Di rumah sakit kami, demam hanya 18 sampai 20 persen untuk pasien Omicron," kata Erlina.
"Kemudian, juga tidak ada sesak, tidak ada yang butuh oksigen. Artinya, tidak ada krusakan pada paru-paru," ungkap dia, seperti dikutip Kompas.com.
14 Gejala varian Omicron
Erlina menjelaskan, hal itu lantaran terjadi relokasi tempat perkembangbiakan virus SARS-Cov-2 yang telah bermutasi pada varian Omicron di saluran napas atas.
"Jadi, enggak sampai ke bawah. Kalau sampai, sedikit saja (kasusnya), enggak sampai 20 persen. Itu mengapa gejalanya hanya ringan-ringan saja. Gejala yang khas batuk, nyeri tenggorokan, atau tenggorokan gatal," ujarnya.
Sehingga, Erlina berpesan, jika masyarakat merasakan gatal dan nyeri tenggorokan juga batuk, segera memeriksakan diri.