Liputan Khusus
Joki Pembuat Skripsi di Semarang Marak saat Pandemi, Lestari Tak Ragu Bayar Rp 4 Juta
Fenomena joki skripsi bukan sesuatu hal yang aneh lagi. Apalagi disaat pandemi Covid-19 melanda banyak mahasiswa yang tidak sedikit yang memilih jalur
Penulis: faisal affan | Editor: m nur huda
Ketika sudah ada kesepakatan di awal, Rifky meminta DP terlebih dahulu sebesar Rp 1 juta dan sisanya setelah skripsi selesai.
Tugas Rifky yakni mengolah data dan tulisan yang dibutuhkan untuk proposal dan skripsi.
"Ketika proposal sudah jadi dan disetujui oleh dosen pembimbing. Barulah saya dan si mahasiswa mencari datanya. Biasanya saya akan minta mahasiswa tersebut untuk terjun ke lapangan untuk mencari datanya sendiri. Nanti tinggal saya olah saja," ujarnya.
Supaya lolos dari unsur plagiatismen, Rifky juga harus memperhatikan semua kalimat yang dia gunakan. Meskipun mengutip dari penelitian lain, dia harus mengubah susunan kalimat supaya tidak sama persis.
"Karena di setiap kampus ada pengecekan plagiatisme. Terutama kampus negeri, itu lebih detail lagi. Maka biaya pembuatan skripsi untuk kampus negeri bisa sampai Rp 10 juta yang saya dengar. Itu benar-benar harus saya perhatikan, jangan sampai menjerumuskan mahasiswa yang sudah saya bantu," tegas Rifky.
Cerita konsultan tugas akhir juga disampaikan DA, asal Purwokerto, yang sudah berkerja sebagai joki skripsi sejak 2014.
Awal mula perkenalannya dengan jasa konsultasi skripsi saat dia dimintai tolong ibunya yang seorang guru untuk mengerjakan banyak tugas PTK.
Seiring berjalannya waktu ada seorang teman yang menawarkan mendirikan sebuah CV khusus yang bergerak di bidang jasa konsultasi skripsi thesis hingga disertasi.
Ia pun akhirnya terjun langsung dan resmi bergabung dengan salah satu lembaga tersebut dengan menangani pembuatan skripsi yang fokus pada ilmu sosial, ilmu politik, ekonomi, komunikasi, bahasa, dan ilmu Budaya.
Sementara itu ia juga mengajak teman lainnya untuk menangani bidang ilmu keperawatan, teknik, fisika, matematika, dan ilmu eksak lainnya.
Para mahasiswa yang memanfaatkan jasa tersebut lebih disebut sebagai klien.
Mereka biasanya minta dibantu untuk dibimbing dan dibuatkan konsep judul permasalahan, teorinya, referensi, hingga kesimpulan. Namun ada pula mahasiswa yang juga sudah punya konsep mereka sendiri dan hanya minta dibimbing dan dikoreksi saja.
Untuk biaya? "Kalau Skripsi minimal Rp 4 juta, disertasi Rp 15, Tesis Rp 10 juta. Skripsi paling mahal dihargai Rp 5 juta. Kalau saya orangnya harus terlibat langsung, konsultasi, misal ada yang punya konsep, harus ketemu biar tidak salah komunikasi. Kalau sudah tahu nanti kita bantu susun mulai dari proposal," ujarnya. (afn/jti)