Wawancara Khusus
Bio Hadikesuma Beberkan Rahasia Cara Bangkit Seusai Bangkrut
Bio Hadikesuma memberikan tips dan berbagi pengalamannya di Tribun Topic yang dipandu oleh host Iswidodo News Manager Tribun Jateng.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rustam aji
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sosok pria yang lagi naik daun di dunia UMKM Indonesia hadir di Studio Tribun Jateng di Gedung KG Jalan Menteri Supeno 30 Kota Semarang.
Adalah Bio Hadikesuma, seorang konsultan pengembangan dan pemberdayaan UMKM sekaligus praktisi di Bio Hadikesuma Management Training & Consulting (BHMTC) membeberkan bagaimana cara memulai usaha UMKM, menghadapi kendala, membangun jaringan, mengembangkan usaha dan sebagainya.
Bio Hadikesuma memberikan tips dan berbagi pengalamannya di Tribun Topic yang dipandu oleh host Iswidodo News Manager Tribun Jateng.
Setelah video tayang di media sosial Tribunjateng, kali ini disajikan kepada pembaca koran Tribun Jateng yang ditranskrip oleh reporter Idayatul Rohmah. Berikut petikan wawancaranya.
Mas Bio bisa cerita pengalaman di UMKM?
Terima kasih sudah diundang Tribun. Kebetulan saya sudah 16 tahun terlibat dalam hal pemberdayaan UMKM di Indonesia mulai Aceh sampai NTT.
Apa saja pertanyaan peserta terkait UMKM?
Kalau bicara terkait usaha, kebetulan dulu awal kuliah ke Jogja, Lulus 2003, kemudian kerja di Pekanbaru.
Nama saya, Febrio itu sebenarnya singkatan dari Februari anak Riau atau orang Riau.
Pas kecil diambil nama Bio. Saya tiga bersaudara, satu-satunya yang merantau. Sementara nama Hadikesuma banyak yang menduga saya dari keturunan keraton.
Tapi ada ceritanya, dulu kakek saya ditembak hampir mati, ada satu dokter namanya Hadikesuma. Untuk mengingat kakek saya, diambillah untuk nama saya Hadikesuma karena pernah ditolong Hadikesuma.
Pernah dodolan Mas?
Soal UMKM, kalau misal bicara hari ini mundur tahun 2005 setelah setahun di Jogja sempat belajar UMKM segala macam.
Dulu istilah UMKM belum familiar, istilahnya masih dodolan atau jualan.
Belajar dari situ untuk bertahan hidup di Jogja, akhirnya memulai usaha.