Wawancara Khusus
Bio Hadikesuma Beberkan Rahasia Cara Bangkit Seusai Bangkrut
Bio Hadikesuma memberikan tips dan berbagi pengalamannya di Tribun Topic yang dipandu oleh host Iswidodo News Manager Tribun Jateng.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rustam aji
Seperti apa, sebagai konsultan atau trainer. Kalau sebagai trainer, EO sudah nyetting.
Kadang ada client yang bilang butuh pemberdayaan. Habis itu kami beri solusi, menjadi trainer di situ dan menyelesaikan.
Awalnya mengurus UMKM cuma hobi, pola pikir kebentuk teman-teman saya Chinese di Jatim.
Saya umur 20 tahun menerbitkan buku di Gramedia.
Saya kebetulan penulis muda pertama Riau yang terbit di Gramedia.
Kakek saya pahlawan kemerdekaan, pahlawan perjuangan. Makam ada di taman makam pahlawan.
Bisnis apa yang idel di masa pandemi Mas?
Tahun 1980-an ada sebuah buku mengatakan the next miliarder.
Dia memprediksi ke depan yang akan maju adalah bisnis dari sektor marketing dan distributor.
Kesadaran pribadi muncul melihat adanya Indomaret, Alfamart, toko buku pun makin banyak.
Pengalaman 16 tahun terjun di UMKM, Indonesia jago membuat.
Mereka bahkan mayoritas belum mempunyai kemampuan untuk menjual sehingga bisnis apa yang cocok, hari ini tren bisnis basisnya marketing.
Bagaimana situasi UMKM di Jateng?
Jateng ini apalagi setelah 3 tahun kami bergabung, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng bisa diajak ngebut, terbang. Jadi 3 tahun terakhir saya lihat geliatnya kemudian arah pola pendidikan sudah jauh lebih baik dari kota lain.
Kita lihat pergerakannya luar biasa. Sekarang tantangannya adalah berbicara bisnis sanggup atau tidak pelaku usaha ini, yaitu bangun jam 7 pagi dan lainnya untuk orang lain.
Closing Statement?
Buat pelaku usaha jangan sampai kesalahan kami melakukan bisnis membuat anda mblebek-mblebek sampai tenggelam.
Satu yang harus teman-teman ingat, bisnis itu bukan soal perasaan, bisnis itu soal angka dan logika.
Jadi Kalau tidak bisa memperhitungkan kapan balik modal dan pensiun dari bisnis berarti Anda tidak punya bisnis, anda hanya punya sebuah panti sosial karena kita sebagai pelaku bisnis harusnya punya jadwal pensiun. (idy)