Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Masih Marak Joki Skripsi, Akademisi: Tidak Perlu Sempurna yang Penting Jujur

Menurut Wakil Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES), Hendi Pratama, hal tersebut merupakan contoh keputusasaan akademik. Mahasiswa yang cenderung

Penulis: faisal affan | Editor: m nur huda
Dok. Muharom Gani Irwanda
Skripsi milik Muharom Gani Irwanda. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Istilah tukang ketik atau juru ketik sudah ada sejak lama. Jasa pengetikan ini menerima draft tulisan tangan atau mesin ketik untuk kemudian diketik dalam komputer menjadi softfile.

Tukang ketik hanya sekadar mengetik, sedangkan draft paper atau proposal bahkan materi skripsi sudah dibuat oleh si empunya. Jasa tukang ketik sekadar mengetik atau mentranskrip dari tulisan tangan kepada teks ketikan.

Tapi fakta saat ini makin meluas istilah jasa pengetikan. Mereka tidak hanya melayani pengetikan saja tapi juga menyunting, mencari bahan buku rujukan, menyusun menjadi sebuah paper tugas kuliah atau bahkan skripsi, thesis dan disertasi.

Pemesan hanya tinggal menyebut ingin dibuatkan tulisan tentang apa, topiknya apa, dan target jadi tanggal berapa. Kemudian deal dan transaksi.

Berdasarkan aturan akademik, penelitian atau skripsi sejatinya harus dikerjakan sendiri oleh yang bersangkutan.

Namun, dengan berbagai alasan, ada saja mahasiswa yang memanfaatkan joki skripsi untuk mengerjakan tugas akhirnya.

Menurut Wakil Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES), Hendi Pratama, hal tersebut merupakan contoh keputusasaan akademik. Mahasiswa yang cenderung menggunakan joki skripsi, putus asa dengan kemampuannya.

"Dia membayar suatu pekerjaan yang tidak menghasilkan kejujuran. Itu akan berdampak pada mentalnya kelak ketika sudah lulus kuliah. Proses akademik menjadi sulit dipertanggungjawabkan," terangnya.

Hargai Proses

Masih banyaknya mahasiswa yang menggunakan joki skripsi, disebabkan oleh pandangan yang salah.

Hendi menganggap banyak mahasiswa yang hanya mementingkan hasil, dibandingkan dengan proses.

"Yang saya sayangkan, banyak influencer dan iklan yang menyatakan bisa sukses dengan cara instan. Itu menjadi permasalahan tersendiri dan mengubah mindset seseorang," tuturnya.

Skripsi yang dikerjakan oleh orang lain melalui joki, sangat sulit dibuktikan keasliannya. Namun praktik ini juga masih dalam ranah abu-abu, karena kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.

"Saya sebagai akademisi menolak keras praktik perjokian ini," tambahnya.

Hendi menyarankan kepada para mahasiswa yang sedang menghadapi skripsi, untuk bisa menyelesaikan tugas dengan jujur. Sebab skripsi merupakan latihan penelitian yang dibimbing oleh dosen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved