Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Masih Marak Joki Skripsi, Akademisi: Tidak Perlu Sempurna yang Penting Jujur

Menurut Wakil Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES), Hendi Pratama, hal tersebut merupakan contoh keputusasaan akademik. Mahasiswa yang cenderung

Penulis: faisal affan | Editor: m nur huda
Dok. Muharom Gani Irwanda
Skripsi milik Muharom Gani Irwanda. 

"Tidak perlu sempurna yang penting jujur. Komunikasi yang lancar antara mahasiswa dan dosen pembimbing adalah kunci lancarnya proses skripsi," terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam baru saja menyelesaikan program doktor bidang ilmu hukum pada Januari 2022 lalu.

Dia mengaku mengerjakan tugas disertasinya sendiri tanpa bantuan joki atau biro tugas. Konsep besar disertasinya ia siapkan sendiri.

Apalagi, materi yang ia angkat sebagai disertasi mengenai kasus mal praktek di Semarang benar-benar ia hadapi pada 2020 lalu.

"Ini benar-benar kasus nyata. Saya sempat dipanggil sebagai saksi di Polda. Maka, saya bisa bercerita dari A - Z. Jadi, konsep disertasi keseluruhan dari saya sendiri," ujar Hakam.

Tukang ketik

Meski demikian dalam pengetikan, dia mengakui membutuhkan bantuan juru ketik.

Dia sudah menyiapkan materi metodologi sesuai konsultasi dengan dosen, materi buku-buku yang berhubungan dengan tema disertasi, hingga jurnal yang dipakai.

"Semua bentuk karya ilmiah kan harus berpedoman dari jurnal, textbook, buku, dan sebagainya. Itu sudah saya siapkan, sudah saya centang-centangi mana yang dimasukkan. Tinggal tukang ketik saya membantu saya untuk memasukan tulisan-tulisan ini," jelas Hakam, Minggu (13/2/2022).

Menurutnya, tugas maupun karya ilmiah akan ketahuan apakah dikerjakan sendiri atau dikerjakan oleh joki. Dia pun yakin dosen tentu juga paham mahasiswanya mengerjakan tugas sendiri atau melalui joki tugas.

Dosen akan tahu saat mahasiswa melalukan paparan.

"Saya lagi tidak sombong nilai, tapi saya sampaikan nilai disertasi saya hampir mendekati sempurna. Saya bisa menjawab karena saya menguasai materi dari bawah. Kalau tidak begitu saya tidak cumlaude," paparnya.

Anggota DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo juga berhasil meraih gelar doktor dengan keringatnya sendiri. Menurutnya, tugas akademik menjadi tanggungjawabnya selama menyelesaikan pendidikan.

Meskipun, ada beberapa hal yang membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

"Misalnya, olah data SPSS itu kan perlu alat. Saya punya data, dimasukkan, diproses, keluar data numerik. Prinsipnya, saya harus tahu tugas saya sendiri. Kalau pasrah bongkohan dikerjakan orang lain, saya tidak setuju. Sesibuk-sibuknya kita, harus tahu tugas kita sendiri," paparnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved