Berita Semarang
Tagar Twitter Nanda dan Ucup: Tren Tumpahkan Cerita Pengalaman Kekerasan di Sosial Media
Tanda pagar Nanda dan Ucup menjadi populer di lini waktu sosial media Twitter pada Selasa.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tanda pagar Nanda dan Ucup menjadi populer di lini waktu sosial media Twitter pada Selasa (15/2/2022) dan Rabu (16/2/2022).
Yang membuat kehebohan di Twitter ialah adanya pengakuan dari tweet di akun Undip Menfess @undipmenfess yang mengatakan telah terjadi pelecehan seksual yang disebutkan dilakukan oleh mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip).
Pelecehan seksual terjadi di kamar kos terduga pelaku di daerah Tembalang setelah terjadi pertemuan pertama.
Kemudian disusul dengan pernyataan dari akun @xx1ndd yang menuliskan utas kronologis pelecehan seksual yang dialami.
Warganet di jagad Twitter beramai-ramai menuntut dibukanya identitas terduga pelaku dan mendapatkan potongan kontak terduga pelaku.
Pelaku diserang secara virtual oleh beberapa orang, namun kemudian muncul pernyataan dari terduga pelaku tentang kronologis sebenarnya melalui akun Instagram pribadinya yang sudah ditutup.
Pihak korban disebut bernama Nanda sedangkan pihak pelaku disebut bernama Ucup. Inilah yang membuat tagar Nanda dan Ucup menjadi populer di Twitter hingga diperbincangkan 25 ribu kali.
Berdasarkan pernyataan terduga pelaku, ia menyesalkan tindakannya namun apa yang dinarasikan oleh korban tidak sepenuhnya sesuai kenyataan.
Terduga pelaku memperlihatkan tangkapan layar percakapan mereka dan dugaan adanya rasa kecewa dan sakit hati yang melatarbelakangi korban melakukan tindakan tersebut.
Yang kemudian disayangkan oleh sebagian warganet ialah korban yang mengaku mendapat pelecehan seksual namun ternyata tidak sepenuhnya pelecehan seksual.
Bahkan setelah terduga pelaku dibocorkan identitas pribadinya, muncul pembocoran identitas pribadi dari korban oleh sebagian warganet yang kecewa atas tindakan korban.
Hingga berita ini ditulis, pihak Undip baik Hubungan Masyarakat (Humas) maupun Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Faisal, SE, MSi, PhD, belum memberikan pernyataan apapun.
Adapun korban diduga merupakan mahasiswi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang (Unnes). Dekan FIS Unnes Dr Moh. Solehatul Mustofa, MA, tidak dapat berkomentar terkait peristiwa tersebut.
"Sementara belum bisa komentar karena baik Unnes maupun FIS merupakan instansi pemerintah maka saya memerlukan laporan resmi dari ketua jurusan atau yang berkasus untuk bisa menyikapi dengan benar," ujarnya saat dihubungi Tribun Jateng pada Rabu (16/2/2022).
Adapun secara umum Dr Solehatul mengatakan secara umum bila kejadian atau kasus terjadi di luar kampus dapat diselesaikan secara hukum, namun bila terjadi di dalam kampus bisa diselesaikan sesuai dengan disiplin pegawai dan akademik hingga penyelesaian hukum sesuai dengan kasusnya.