Berita Semarang
PTM Kota Semarang Digelar Lagi Mulai Hari Ini Tapi Tidak 100 Persen
Meski Kota Semarang saat ini berada pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, PTM tetap dilaksanakan dengan pembatasan ketat se
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Semarang akan kembali digelar mulai Senin (21/2/2022) hari ini.
Meski Kota Semarang saat ini berada pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, PTM tetap dilaksanakan dengan pembatasan ketat setelah sebelumnya dihentikan selama dua pekan.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, PTM tidak full 100 persen.
PTM akan dimulai kembali dengan kapasitas 50 persen. Jika situasi membaik pada pekan-pekan berikutnya, tidak menutup kemungkinan kapasitas akan ditingkatkan.
"PTM mulai Senin kami buka. Kami janji maksimal dua minggu. Kadisdik juga sudah muter-muter ke sekolah. Saya minta jangan full 100 persen tapi kita mulai 50 persen. Minggu berikutnya kalau situasinya oke tingkatkan lagi," papar Hendi, sapaannya.
Dia meminta, setiap sekolah mempersiapkan diri dengan baik. Infrastruktur penunjang protokol kesehatan harus disiapkan dengan baik. SOP juga perlu diperhatikan dan diterapkan.
Dia juga mewajibkan guru dan siswa melakukan swab rutin supaya tidak muncul klaster di sekolah. Dengan demikian, jika terdapat kasus akan teridentifikasi sejak awal
"Catatan adalah bagaimana sekolah mempersiapkan diri dengan baik. Infrastruktur, SOP, mewajibkan guru dan siswa lakukan swab rutin agar tidak muncul klaster sekolah karena teridentifikasi dari awal," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan, telah melakukan langkah antisipatif sebelum PTM kembali digelar.
Pihaknya telah mengumpulkan pengampu satuan pendidikan untuk memperketat prokes dan SOP di setiap sekolah. Disdik juga meminta Satgas Covid-19 di sekolah harus tetap melakukan pengawasan.
Berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, Kota Semarang sebenarnya dalat menerapkan PTM 100 persen.
Hanya saja, pihaknya mengambil kebijakan hanya 50 persen dari kapasitas kelas. Durasi pembelajaran masih sama seperti sebelumnya yaitu enam jam pelajaran dan berlangsung setiap Senin-Jumat.
"Orangtua tidak ada yang menolak, semua setuju PTM. Kemarin justru ada yang komplain dilakukan daring lagi," ujar Gunawan.
Gunawan melanjutkan, PTM akan dihentikan jika dalam berjalannya waktu ditemukan kasus lebih dari lima siswa positif dalam satu kelas. Hal itu sebagai langkah antisipatif agar tidak ada penyebaran Covid-19 yang lebih meluas.
Dia akan meminta sekolah ditutup selama lima hari jika hal tersebut terjadi.
"Misalnya ada lima temuan atau lebih, kami minta sekolah ditutup. Kalau hanya satu dan dua saja setelah ditracing, kami arahkan yang terpapar isolasi mandiri," terangnya.
Dia mengimbau orang tua siswa tidak mengizinkan anaknya sekolah jika sedang dalam kondisi sakit, misalnya, demam, pilek, atau batuk. Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron. (eyf)