OPINI
OPINI Waliyadin : Menimbang Penghapusan Penjurusan di SMA
SETELAH diluncurkan nama kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka yang rencananya akan mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2022/2023 secara opsional
Kekhawatiran yang muncul adalah pengadaan buku hanya menjadi proyek tanpa guna seperti proyek buku-buku sebelumnya yang belum dimanfaatkan secara maksimal tetapi sudah berganti kurikulum lagi.
Menimbang dari dua sudut pandang dan implikasinya, kiranya Kemendikbud Ristek masih perlu menerapkan penjurusan di SMA.
Toh selama ini dengan adanya penjurusan siswa masih bebas memilih apa yang menjadi minat mereka.
Dan kebebasan memilih mata pelajaran di dua tahun terakhir juga pada akhirnya bermuara pada penjurusan. Jika dengan penjurusan lebih terorganisir lebih baik kenapa harus memilih kebebasan yang pada akhirnya tidak terkendali.
Paulo Freire (2005) dalam bukunya Teachers as Cultural Workers pernah menegaskan bahwa kebebasan memilih konten pelajaran bukan berarti membiarkan begitu saja siswa memutuskan, otoritas profesional guru tetap perlu dipertahankan dan guru tetap perlu memegang kendali dalam proses yang terjadi di kelas untuk mencegah terjadinya chaos dan lawlessness (ketiadaan aturan). (*)
Baca juga: Alasan Wirda Mansur Keluar dari Oxford Karena Jam Kuliah Tabrakan dengan Waktu Sholat
Baca juga: Aplikasi Penghasil Uang Fotolia, Jual Beli Foto Dapat Bayaran Mahal
Baca juga: 4 Potret Kerusakan Pasca Terjadinya Gempa di Pasaman Barat 3 Orang Meninggal
Baca juga: 5 Sholat Wajib Lengkap dengan Jumlah Rakaat dan Waktu Pelaksanaan