Berita Ekonomi Bisnis
Niyah Dapat Bocoran, Besok Harga Kedelai Naik Lagi, Produsen Tempe Banjarnegara Terancam Kolaps
Saat harga kedelai naik di angka sekira Rp 1.1500 perkilogram, Februari 2022, sudah membuat produsen tempe di berbagai daerah resah.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Harga kedelai yang terus naik membuat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terpukul.
Khususnya produsen tempe berbahan baku kedelai.
Saat harga kedelai naik di angka sekira Rp 11.500 perkilogram, Februari 2022, sudah membuat produsen tempe di berbagai daerah resah.
Baca juga: Kisah Haru Kapolres Banjarnegara Jemput Nuzailla Bocah Penderita Tumor Mata Sebesar Bola Tenis
Baca juga: Banjarnegara Gudang Atlet Berbakat, Yuniar Hanif Penjaga Gawang Dipanggil Timnas U-16
Baca juga: Pengakuan Sopir Koruptor Banjarnegara Budhi Sarwono, Jadi Direktur Tapi Gaji Sopir: Saya lulusan SMP
Baca juga: Kapolres Banjarnegara Nyesek Gendong Bayi Nuzailla Sakit Tumor Mata Seukuran Bola Tenis
Sebagian produsen tempe di luar daerah bahkan mengancam mogok produksi jika harga kedelai tidak turun.
Di sentra industri tempe Dukuh Wanasari, Kelurahan Argasoka, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara misalnya, sejumlah produsen tempe terpaksa memperkecil ukuran tempe untuk mensiasati naiknya harga kedelai.
Dua pekan berlalu, kini harga kedelai yang mahal bagi produsen itu belum juga turun.
Alih-alih turun, harga kedelai malah terus naik.
Saat ini, menurut Niyah, produsen tempe di Kelurahan Argasoka itu, harga tempe justru kembali melonjak.
"Saat ini harga kedelai Rp 12.500 per kilogram," katanya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (5/3/2022).
Harga kedelai yang terus naik itu membuat Niyah lemas.
Bahkan, ia sudah diberitahu pada Minggu (6/3/2022), harga kedelai naik lagi menjadi Rp 13.000 per kilogram.
Padahal pada kenaikan sebelumnya, Niyah berharap harga kedelai kembali stabil atau turun di angka wajar.
Niyah mengatakan, semenjak harga kedelai naik, dia dan produsen lain di kampungnya memilih memerkecil ukuran tempe dari ukuran normal.
Dia belum berani menaikkan harga tempe meski harga bahan baku sudah melambung.
Pelanggan, menurut dia, lebih tak keberatan jika ukuran tempe yang diperkecil daripada harganya yang dinaikkan.