Berita Regional
TNI Latihan Perang Kota di Yogyakarta Mulai Dini Hari, Berakhir di Jogja Expo Center
Pasukan dari Kodam IV/Diponegoro itu menggelar TNI latihan perang kota dimulai sejak pukul 03.00 WIB dini hari dan diikuti oleh 1.500 personel yang me
TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA - Pasukan TNI latihan perang kota di di wilayah Korem 072/Pamungkas, Kota Yogyakarta.
Pasukan dari Kodam IV/Diponegoro itu menggelar TNI latihan perang kota dimulai sejak pukul 03.00 WIB dini hari dan diikuti oleh 1.500 personel yang merupakan prajurit gabungan.
Latihan tempur kota (latpurkota) diikuti oleh berbagai satuan seperti Batallion Infanteri (Yonif) Mekanis 403/WP dari Korem 072 Pamungkas, Kompi Kavaleri 2/JRTR, regu Jihandak Batalyon Zipur-4/TK.
Para prajurit TNI latihan perang mengenakan berbagai senjata laras panjang seperti senapan serbu (SS2V4) dan jenis lainnya dengan menunggangi kendaraan taktis seperti Anoa, Maung, dan truk-truk pengangkut prajurit TNI.
Latpurkota di mulai dari Stadion Mandala Krida pada pukul 03.00 WIB dini hari para prajurit dengan kendaraan taktis bergerak ke arah Jalan Kusumanegara, dan finish di Jogja Expo Center (JEC).
Latpurkota ini dibagi menjadi 3 sektor.
Tiga sektor itu yakni pasukan dari sektor kiri berangkat dari Brimob menuju Jalan Timoho dan membebaskan sandera yang ada di Gedung DPRD Kota Yogyakarta.
Lalu sektor tengah yang bergerak dari Mandala Krida menuju Balai Kota Yogyakarta di sektor tengah ini dilakukan simulasi adu tembak dengan penembak jitu.
Kemudian sektor kanan yang ada di sekitar Jalan Kusumanegara atau di sekitar Universitas Sarjana Tamansiswa bergerak menuju Jogja Expo Center.
Danrem 072 Pamungkas Brigjen TNI Afianto menjelaskan latpurkota ini bertujuan untuk melakukan pengecekan kesiapan para prajurit TNI untuk antisipasi ancaman radikalisme yang kemungkinan muncul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan juga Jawa Tengah.
Menurut Afianto, DIY dan Jawa Tengah merupakan barometer stabilitas nasional sehingga menurutnya perlu dilakukan berbagai antisipasi ancaman-ancaman yang mungkin timbul.
"Provinsi Jawa Tengah dan DIY adalah barometer stabilitas Nasional, kita perlu antisipasi ancaman yang ada termasuk kelompok-kelompok radikal yang mengarah pada kejahatan terorisme,"ucap Afianto dalam sambutannya, Sabtu (5/3/2022).
Lebih lanjut Afianto menjelaskan radikalisme adalah suafu paham yang menginginkan adanya perubahan dalam sektor sosial maupun politik secara drastis dengan menggunakan cara kekerasan atau paksaan.
"Akhir-akhir ini disinyalir muncul pengikut paham radikalisme yang memiliki paham keagamaan fanatik atau ekstrem. Dalam aktualisasinya tak jarang menggunakan kekerasan," kata dia.
"Sehingga kondisi ini harus kita antisipasi jangan sampai kalah cepat," imbuhnya.