Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Kenaikan Harga Elpiji Nonsubsidi Dorong Migrasi ke Gas Melon

Rudi menuturkan, meningkatnya permintaan masyarakat terhadap elpiji bersubsidi itu juga dibarengi dengan tambahan pasokan pengiriman elpiji dari Perta

Penulis: hermawan Endra | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Idayatul Rohmah
Aktivitas jual beli gas elpiji di toko jalan Wotgandul Semarang, Selasa (1/3/2022). Tribun Jateng/Idayatul Rohmah 

Ganjar menjelaskan, invasi Rusia ke Ukraina ternyata berpengaruh pada relasi bangsa dan negara, bagaimana respon negara di Eropa Barat dan Amerika serta negara-negara yang bergabung dalam NATO.

"Ketika blok China mulai ikut serta ke kubunya Rusia, saya melihat, kita musti siap-siap terkait harga migas. Ternyata benar, tidak lama setelah itu Pertamina menaikkan harga gas nonsubsidi," katanya, saat menghadiri acara pelantikan pengurus BPD Hipmi Jateng, secara daring, akhir pekan lalu.
Kekhawatiran

Kenaikan harga gas nonsubsidi itu, menurut dia, menimbulkan kekhawatiran terkait dengan distribusi gas subsidi atau gas 3 kg. Ia meminta kepada instansi terkait untuk hati-hati tentang potensi migrasi atau konversi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi.

"Langsung saya kontak Dinas ESDM (Jateng), saya minta untuk komunikasi dengan Pertamina. Hati-hati konversi ke gas 3 kg akan terjadi. Mereka yang kesulitan mencari gas nonsubsidi akan mencari gas 3 kg, karena membeli gas 3 kg itu begitu mudah, tidak ada restriksi yang ketat," ungkapnya.

Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto menyatakan, gubernur telah menginstruksikan untuk berkoordinasi dengan Pertamina sejak pengumuman kenaikan harga gas nonsubsidi.

Ada dua poin penting dari instruksi tersebut, pertama yakni memastikan pasokan tetap terjaga, dan kedua yakni memantau potensi terjadi migrasi dari nonsubsidi ke gas elpiji 3 kg.

"Indikasi terjadi (migrasi) bisa dibaca kalau permintaan elpiji 3 kg naik sementara penjualan 12 kg turun. Ini kami pantau bersama Pertamina dan Hiswana Migas, serta 12 kantor cabang dinas. Kami formalisasi juga penugasan kepada Pertamina dan Hiswana Migas itu dengan surat dari dinas," jelasnya.

Sujarwanto menjelaskan, hingga hari kelima pasca-kenaikan harga pada 27 Februari 2022 lalu, belum ada indikasi migrasi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi.

Permintaan masyarakat masih wajar, dan stok juga masih aman, baik gas nonsubsidi maupun gas subsidi.

"Kami menjaga agar tidak terjadi migrasi. Kalau terjadi migrasi, maka pada batas pantauan kami akan meluruskan distribusinya. Harapan kami dapat tepat sasaran.

Kawan pengusaha juga saya harapkan, termasuk rumah tangga, tidak tergantung elpiji. Ada yang kami sarankan ke kompor listrik atau kompor induksi, karena lebih hemat dibandingkan dengan elpiji 3 kg. Kami coba dorong hemat energi. Masyarakat harus menggunakan energi seperlunya," jelasnya. (han/wan)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved