Fokus
Fokus : Dagelan Diskon Koruptor
KH Mustofa Bisri pada akunTwitter pada Kamis (10/3) pukul 00.33 menulis 'Ini berita benar atau hoax sih?' Bila disimak secara tidak langsung membuat
Penulis: deni setiawan | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Deni Setiawan
Wartawan Tribun Jateng
KH Mustofa Bisri pada akunTwitter pada Kamis (10/3) pukul 00.33 menulis 'Ini berita benar atau hoax sih?' Bila disimak secara tidak langsung membuat seseorang geleng-geleng keheranan.
Gus Mus akrabnya, bertanya maksud gambar postingan yang diunggah Kang Maman (Maman Suherman). Postingan gambar itu bertuliskan “MA Sunat Vonis Edhy Prabowo 4 Tahun Karena Bekerja Baik Saat Jadi Menteri”.
'Karena BEKERJA BAIK. Hmmmm……' tanggap Kang Maman pada@maman1965. Beragam komentar warganet pun membanjiri kolom tweet balasan milik Kang Maman maupun Gus Mus.
Jika ikut menjawab pertanyaan Gus Mus, yang diunggah Kang Maman adalah fakta. Dimana diskon hukuman kembali ditebar buat para koruptor. Tak tanggung pula, khusus Edhy Prabowo dapat diskon 4 tahun.
Pemberian diskon atas vonis masa hukuman koruptor tidak hanya saat ini. Dilihat dari rekam jejak digital, nyaris mayoritas mereka mendapatkan dan alasannya kerap bikin ketawa, mirip dagelan.
Berdasarkan catatan ICW, pada 2019-2020, terdapat 134 terdakwa korupsi dibebaskan atau dipangkas hukumannya melalui kasasi maupun peninjauan kembali di MA. Mereka yang dihukum pun rata-rata masih tergolong vonis ringan, tak lebih dari 4 tahun.
Sebagai contoh yang sempat menggemparkan yakni kortingan kepada mantan jaksa Pinangki Sirna Malasari. Tersangka kasus korupsi pengurusan fatwa bebas Djoko Tjandra itu semula divonis 10 tahun, dapat korting menjadi 4 tahun.
Djoko Tjandra pun ketiban diskon 1 tahun oleh Pengadilan Tinggi Jakarta. Dari vonis 4,5 tahun menjadi 3,5 tahun. Dagelan lain juga terhadap mantan Mensos Juliari P Batubara. Dimana hakim justru bersimpati kepada pelaku koruptor. Karena banyak mendapatkan cacian publik, vonisnya pun diringankan.
Ditinjau dari secuil fakta itu, ada tren bagi para pelaku korupsi untuk dapat mengurangi masa hukuman. Dimana jalur pengadilan sebagai jalan pintasnya dan mayoritas itu dikabulkan.
Tak menampik, koruptor di negeri ini tak pernah bisa dilenyapkan. Bahkan ada pula yang ketagihan melakukan hal serupa pasca bebas dan menduduki jabatan di pemerintahan, seperti di Kudus.
Berkaca pada pendapat pakar hukum dari Universitas Andalas, Feri Amsari, seakan selalu ada kejanggalan dari putusan hakim, yang tidak memperberat hukuman sebagai efek jera, justru meringankan.
Dimana itu pula muncul nuansa peradilan yang tidak pernah bisa berpihak kepada pemberantasa korupsi maupun pembenahan di internal aparat hukum itu sendiri.
Kejanggalan pun kembali muncul dari potongan masa tahanan Edhy Prabowo. Semula divonis 9 tahun, menyusut menjadi 5 tahun. Alasannya karena dia sudah bekerja secara baik selama menjadi menteri.
Kata ‘bekerja baik’ inilah yang kini disoroti berbagai pihak. Atau terima dan diamlah ketika dicaci maki karena tindak korupsimu.
Seberat apapun, besar atau kecil hukuman bagi para koruptor, pasti dapat diskon. Tergantung siapa hakimnya. Kalau beruntung, bisa dapat diskon ‘gila-gilaan’ seperti yang diterima Pinangki Sirna Malasari ataupun Edhy Prabowo.
Anggap saja, hukuman seumur hidup bagi pelaku korupsi sekadar mimpi di siang bolong. Apalagi keinginan memberangus dan membuat efek jera bagi mereka. Karena semua seakan tak mungkin. (*(
Baca juga: Mendunia, FH UMP Purwokerto Gelar Seminar Internasional
Baca juga: Kata Mertua Manfaat Jengkol Ternyata Banyak Sekali, Bisa untuk Obat Diabetes
Baca juga: Pengundian Vespa Primavera dalam program ExtraWaganza dari AWANNGROUP
Baca juga: Kisah Biaya Tol Termurah di Indonesia, Jembatan Gantung Serayu, Ingin Menyeberang Bayar Rp 2000
Sebagai warga ‘biasa’, cukup tunggu saja bakal ada dagelan apalagi kaitannya kasus korupsi di negeri ini. Tapi jangan sampai kita terlalu terpancing emosi, anggaplah sedang menonton sinetron.(*)