Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Dinpertan KP Banyumas Akan Menambah Pompa Irigasi Untuk Sawah Tadah Hujan di Kecamatan Banyumas

Menjadi sawah tadah hujan di Kecamatan Banyumas, Desa Kedunguter dan Danaraja bergantung pada pengairan dari Sungai Serayu.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: Catur waskito Edy
Tribunjateng.com/Imah Masitoh
Petani Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas yang sedang panen padi. 

“Upaya kedepannya kami akan pasang satu lagi. Kalau mereka udah sama-sama punya kan tidak iren-irenan lagi. Masih proses mengajukan usulan revisi ke kementrian, biar dipasangnya jejeran kalau lokasinya di Danaraja kan ngga mungkin ngambil air Sungai Serayu jauhnya minta ampun,” ungkap Yusuf Hanafi. 

Dinpertan Kabupaten Banyumas akan terus mengevaluasi upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah di dua desa ini guna mendapatkan solusi yang baik lagi kedepannya.

Sementara itu, saat ini petani Kedunguter masih dalam musim panen padi yang sudah akan rampung sekitar 1 minggu ke depan.

Sebagai tambahan informasi, selain di Kecamatan Banyumas ada lagi sawah tadah hujan terluas di daerah seperti Lumbir, Gumelar, Pekuncen, dan Baturraden. Setiap daerah memiliki keluhan yang hampir sama namun cara penanganan yang berbeda-beda setiap daerahnya. 

Beberapa cara yang sudah dilakukan pemerintah dalam mengatasi kekeringan di sawah tadah hujan ini dengan cara membuat sumur bor, bendungan, hingga embung.

Seperti di daerah lumbir tahun 2021 membangun 14 titik sumur bor guna memenuhi kebutuhan pengairan sawah.

Setiap cara yang dilakukan memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Untuk sumur bor sendiri membutuhkan biaya yang besar namun tidak memakan tempat yang luas. 

Cara ini menjadi alternatif terakhir bila jauh dari aliran sungai. Dalam pembuatannya juga diperlukan penelitian terlebih dahulu untuk dapat mendeteksi daerah yang terdapat sumber air. 

Jika bendungan biaya relatif lebih murah dibandingkan dengan sumur bor. Selain itu perawatannya juga lebih mudah.

Sementara itu jika menggunakan embung sulit dalam mencari sumber air untuk ditampung, dan memerlukan tempat yang luas.

Semua cara itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan di setiap daerahnya.

Yusuf Hanafi selaku Sub Koordinator Sarana dan Prasarana Pertanian Dinpertan KP Kabupaten Banyumas menghimbau selain usaha-usaha pemerintah yang sudah dilakukan, diharapkan petani-petani daerah tadah hujan dapat menyesuaikan diri di daerahnya seperti dengan memilih bibit selain dari sisi produktifitasnya tetapi juga dapat bertahan di lahan kurang air. Petani harus mau mengadopsi teknologi-teknologi yang sudah ada dan selalu berinovasi. (ima)

Baca juga: Mendadak, 11 Napi Bandar Narkoba Dipindah ke Lapas Nusakambangan, Awalnya Menghuni di Semarang

Baca juga: Belum Ada Lonjakan Penumpang di Stasiun Cilacap Paska Pemberlakuan Bebas Swab Antigen dan PCR

Baca juga: Asyik, Jam Operasional Wisata Kota Tegal Sudah Normal Lagi, Bahagianya Pedagang Pantai Pulo Kodok

Baca juga: Optimalkan Penggunaan Dana PMN, SMF Dorong Peningkatan Serapan KPR Subsidi

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved