Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Kisah Penjaga Jembatan Gantung Sungai Serayu, Tiap Ada yang lewat Terdengar Bunyi Gemblodak

Jembatan gantung masih menjadi primadona bagi sebagian masyarakat di sekitar sungai Serayu Banjarnegara untuk penyeberangan

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
khoirul muzaki
Pengendara melintas jembatan gantung di Desa Luwung Kecamatan Rakit Banjarnegara 

Uang retribusi dari pengendara, kata Sudir, masuk ke kas desa.

Sebagian dana yang terkumpul akan dialokasikan pemeliharaan jembatan. Sebagian lain untuk menggaji petugas penarik retribusi seperti Sudir. 

Dalam sehari, kata Sudir, ada 50 sampai 100 pengendara yang melintasi jembatan gantung.  

Jembatan gantung ini nyatanya menjadi akses penting warga antar desa.

Warga Desa Luwung dan sekitarnya yang ingin ke Gumiwang atau sebaliknya lebih dekat melalui jembatan gantung, ketimbang melalui jembatan permanen yang memutar lebih jauh. 

Tak ayal, meski harus membayar, banyak pengendara yang memilih menggunakan fasilitas jembatan gantung ini untuk menghemat perjalanan. 

"Kalau memutar lewat Tapen jauh, " katanya

Meski bangunan beton dan besi masih kokoh, tidak untuk lantai jembatan yang terbuat dari kayu. 

Pihaknya harus mengganti kayu jembatan sekitar setiap tiga bulan sekali karena rusak. 

pengendara melintas jembatan gantung di Desa Luwung Kecamatan Rakit Banjarnegara
pengendara melintas jembatan gantung di Desa Luwung Kecamatan Rakit Banjarnegara (khoirul muzaki)

Kayu itu, menurut dia, mudah lapuk karena tiap hari terkena panas dan hujan.

Karenanya wajar, butuh anggaran untuk pemeliharaan jembatan yang diambil dari retribusi penyeberang. 

Jasa penyeberangan sudah ada sejak sebelum dibangun jembatan gantung.

Sudir meneruskan profesi itu turun temurun, dari orang tua dan kakeknya dulu. 

Sebelum jembatan gantung dibangun, sekitar tahun 1970, kakeknya membuka usaha jasa penyeberangan menggunakan perahu lesung. 

Dengan perahu tradisional itu, warga bisa menyeberang dan mengakses desa luar untuk berbagai kepentingan.

Dalam perkembangannya, warga membangun jembatan gantung untuk mempermudah akses ke luar desa. 

Orang tua Sudir didapuk menjadi penjaga yang bertugas menarik retribusi dari pengguna fasilitas jembatan gantung.

"Kalau saya mulai tahun 1989 mulai bertugas di sini. Dulu kakek saya menyeberangkan pakai perahu, sebelum ada jembatan, " katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved