Liputan Khusus
Kisah Misteri Gamelan Kyai Sri Kuncoro di Solo, Disebut Ada Penunggu dan Pernah Berbunyi Sendiri
Studio rekaman bersejarah dan pertama di Indonesia, Lokananta Solo, ternyata hingga saat ini masih menyimpan berbagai peninggalan bersejarah
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Studio rekaman bersejarah dan pertama di Indonesia, Lokananta Solo, ternyata hingga saat ini masih menyimpan berbagai peninggalan bersejarah khususnya di bidang musik.
Lokananta, selain menyimpan hasil rekaman berbentuk piringan hitam, kaset pita, dan CD, di studio tersebut terdapat seperangkat gamelan yang konon dibuat pada era Pangeran Diponegoro atau pada abad 18.
Dari kabar yang beredar, gamelan yang memiliki nama Kyai Sri Kuncoro Mulyo itu sering berbunyi sendiri.
Baca juga: Diguyur Hujan Semalaman, Belasan Desa di Kebumen Banjir
Baca juga: Detik-detik Balapan Motor Liar Tabrak Penonton di Riau, Korban Meninggal Hingga Kaki Patah Parah
Baca juga: 3 Tempat Angker di Kabupaten Tegal, Jembatan Kalipah Hingga Pabrik Gula, Berikut Kisah Mistisnya
Baca juga: Tidak Punya Izin Tinggal, Warga Negara Yaman Diamankan Imigrasi Pemalang
Marketing Lokananta, Anggit Wicaksono menyampaikan, beberapa orang seperti satpam dan customer yang sedang menggunakan studio rekaman, sering mendengar bunyi ricikan atau instrumen kenong dan bonang pada malam hari.
"Masyarakat sendiri sering mengidentikkan gamelan itu dengan nama Gamelan Lokananta," ucapnya beberapa waktu lalu.
Diketahui, nama Lokananta berasal dari cerita pewayangan Jawa yang memiliki arti seperangkat gamelan dari kahyangan yang bisa berbunyi sendiri tanpa penabuh.
"Itu mungkin yang sering dikait-kaitkan gamelan bisa bunyi sendiri," ucapnya.
Secara pribadi, Anggit mengakui kalau Gamelan Lokananta ada penunggunya.
Hal itu mengingat alat musik tersebut merupakan salah satu benda pusaka.
Dia mengungkapkan, setiap kali rekaman menggunakan gamelan tersebut, ricikan kenong dan bonang selalu roncen atau rangkaian bunga melati.
Sayangnya, sejak berakhirnya era kaset pita di Lokananta pada 1994 Gamelan Sri Kuncoro Mulyo sudah tidak digunakan.
Bahkan, kejadian aneh sempat mewarnai proses perekaman bunyi gamelan di studio rekaman Lokananta beberapa tahun lalu.
Anggit bercerita, kala itu ada proses rekaman musik karawitan menggunakan gamelan bukan Gamelan Lokananta.
Saat proses rekaman berlangsung, ada beberapa masalah yang tidak diketahui sumber penyebabnya.
"Namun setelah menggunakan gong dari Gamelan Lokananta, rekaman jadi lancar," jelasnya.
Sebagai informasi, gamelan tersebut pada awalnya dimiliki oleh Raden Moelyosoeprobo yang berasal dari priyagung trah dalem di Keraton Yogyakarta Hadiningrat sejak 1920-an.
Sekitar tahun 1973, Gamelan Lokananta diboyong ke Keraton Surakarta Hadiningrat oleh pewaris pertamanya yakni Raden Moelyosoehardjo.
Setelah masuk ke Kota Solo, gamelan tersebut dilaras atau distem ulang sesuai dengan gaya karawitan Surakarta.
Anggit menyebut, Gamelan Kyai Sri Kuncoro Mulyo merupakan klangenan atau barang yang sangat dicintai oleh pemilik lamanya dan beberapa waktu sering ditabuh oleh para pengrawit Raden Moelyosoehardjo.
"Gamelan Gagrak Yogya kan beda dengan Gamelan Gagrak Solo, jadi perlu dilaras ulang," ungkapnya.
Dia menuturkan, pada Tahun 1984 atau pada era masih jayanya kaset pita, gamelan tersebut dihibahkan ke Lokananta, Solo.
Baca juga: Jung Rok Mendadak Baik Terhadap Yoon Seo Sinopsis Drakor Touch Your Heart Episode 2
Baca juga: Info Loker Lowongan Kerja Karir Terbaru di Semarang Kamis 15 Maret 2022
Baca juga: Curi Anjing, Seorang Pria Ditangkap dan Diikat Oleh Warga di Pohon
Rencananya Gamelan Kyai Sri Kuncoro Mulyo akan digunakan untuk proses produksi musik karawitan.
"Bisa dikatakan waktu itu studio rekaman masih dalam proses pembangunan," tuturnya.
Dia menambahkan, jika saat Gamelan Lokananta ingin dimainkan, maka gamelan tersebut harus melewati proses pelarasan ulang.
"Kualitasnya masih sangat terjaga, terbuat dari perunggu asli dan kayu-kayu penyangganya juga masih sangat bagus," tandasnya. (*)