Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

7 Tempat Angker di Kota Tegal, Ada Sosok Dewi Rantamsari Hingga Larangan Pengantin Baru Melintas

Mendengar nama Kota Tegal, masyarakat pasti mengenalnya sebagai daerah penghasil bos Warteg. 

Dia disukai dan akan dipersunting oleh seorang pangeran. 

Tetapi pada hari perkawinan yang telah ditentukan, sinden tersebut tidak hadir dan mengingkari janjinya. 

2. Pantai Alam Indah

Suasana sore hari di Objek Wisata Pantai Alam Indah (PAI) Tegal, Selasa (7/12/2021).
Suasana sore hari di Objek Wisata Pantai Alam Indah (PAI) Tegal, Selasa (7/12/2021). (Tribun Jateng/Fajar Bahruddin Achmad)

Wijanarto mengatakan, tempat selanjutnya yang dianggap memiliki cerita mistis yaitu di sepanjang pesisir Pantai Utara (Pantura) Tegal- Brebes. 

Termasuk di antaranya, kawasan Pantai Alam Indah (PAI). 

Ada penguasa laut yang dikenal dengan nama Dewi Rantamsari. 

"Kalau di Pekalongan namanya Dewi Lanjar. Kalau di Tegal dan sekitarnya bernama Dewi Rantamsari," ujarnya. 

3. Sungai Ketiwon dan Perumahan Martoloyo

Sungai Ketiwon Tegal yang dulunya dijadikan tempat pembantaian massal kader, simpatisan, dan orang-orang yang dituduh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sungai Ketiwon Tegal yang dulunya dijadikan tempat pembantaian massal kader, simpatisan, dan orang-orang yang dituduh Partai Komunis Indonesia (PKI). (fajar bahruddin achmad)

Sungai Ketiwon dan Perumahan Martoloyo di Kelurahan Panggung, Kota Tegal, memiliki sejarah kelam sebagai tempat pembantaian massal kader, simpatisan, dan orang-orang yang dituduh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kawasan Perumahan Martoloyo dulunya adalah rawa-rawa. 

Pembantaian massal itu terjadi pada tahun 1965- 1966. 

Tetapi saat ini, tempat tersebut sudah tidak angker karena ada pemukiman penduduk. 

"Dulu tempat pembantaian, tetapi sekarang sudah jadi perumahan. Sehingg tempat tersebut sudah tidak menyeramkan seperti dulu," katanya. 

Warga sekitar Sungai Ketiwon, Deni (30) mengatakan, ia pribadi tidak pernah mengalami peristiwa horor atau mistis di tempat tinggalnya. 

Tetapi yang merasakan justru warga pendatang, seperti yang menetap di kos-kosan. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved