Berita Nasional
Agen Minyak Goreng Curah di Demak & Kabupaten Semarang Kekosongan Stok
Agen minyak goreng curah di Pasar Bintoro, Demak, Arwani mengaku mengalami kekosongan stok sejak enam hari terakhir. Padahal, Arwani adalah pemasok ut
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Agen minyak goreng curah di Pasar Bintoro, Demak, Arwani mengaku mengalami kekosongan stok sejak enam hari terakhir. Padahal, Arwani adalah pemasok utama minyak goreng curah bagi pedagang.
Arwani mengatakan, ia bisa mengambil minyak goreng curah di Pelabuhan Tanjung Emas. Ketika pemerintah belum menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah sebesar Rp 14 ribu per liter, stok masih ada.
“Sudah enam hari ini kosong. Saya cuma dapat satu tanki dan sekarang habis. Biasanya saya dapat jatah dua tangki dan akan habis hanya dalam beberapa hari,” ujarnya, Selasa (22/3).
Baca juga: Pemerintah Rombak Kebijakan soal Minyak Goreng dari Perdagangan Berbasis Industri
Sedangkan terkait stok minyak goreng kemasan, Arwani mengatakan masih memiliknya, meskipun tidak banyak.
Hanya saja, sejak HET minyak goreng kemasan dicabut, harganya melambung tinggi. Sekarang ini, minyak goreng kemasan, ucap dia, harganya Rp 24 ribu per liter.
Di sisi lain, kosongnya stok minyak goreng curah di kios milik Arwani berdampak ke pedagang lain. Mereka juga mengeluhkan kelangkaan goreng curah.
“Para pedagang dan penjual hampir semuanya mengambil di tempat Bu Arwani karena agen besarnya. Setelah stoknya kosong, yang lain juga kena,” ujar seorang pedagang, Susanti (43).
Kelangkaan minyak goreng curah juga terjadi di wilayah Kabupaten Semarang. Tidak sedikit pedagang yang mengeluhkan sulit mendapat minyak goreng curah. Satu di antaranya adalah Hangi, pedagang sembako di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang.
"Sudah satu pekan ini kami tidak mendapatkan pasokan minyak goreng curah dari distributor," katanya, Selasa.
Sekalipun ada pasokan minyak goreng curah, untuk membelinya harus menunjukan KTP. Itu pun pembeliannya dibatasi. Ia hanya dijatah 1 jeriken. Padahal, kebutuhannya mencapai 12 jeriken. Ia biasa menjual minyak goreng curah seharga Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per liter.
Ia mengungkapkan, sekarang ini yang tersedia hanya minyak goreng kemasan. Harga minyak goreng kemasan, sejak HET dicabut, sudah melambung tinggi. Saat ini, harga minyak goreng kemasan mencapai Rp 25 ribu per liternya.
Menyikapi hal itu, Kapolres Semarang, AKBP Yovan Fatika melakukan sidak ke Rasandowo Banyubiru dan Bedono, Jambu. Ia juga menginstruksikan jajaran Polsek untuk mengecek minyak goreng di wilayahnya masing-masing.
Berdasarkan hasil tinjauannya, sebagian besar bahan pokok tercukupi. Hanya saja, ada keterbatasan stok minyak goreng. Di samping itu, harganya juga sudah cukup tinggi. Selain minyak goreng, harga komoditas yang melambung adalah gula pasir.
"Harga minyak goreng per liter 24 ribu hingga Rp 25 ribu. Sementara gula pasir Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu," ucap dia.
Pada kesempatan itu, Kapolres mengimbau agar jangan sampai ada yang memanfaatkan situasi sekarang ini dengan menimbun minyak goreng. Bila sampai ada yang melakukan penimbunan, ia menegaskan bakal menindak pelakunya.