Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Warga Trangkil Datangi DPRD Pati Pantau Wacana Pendirian Pabrik

Sekelompok warga dari Kecamatan Trangkil yang mengatasnamakan diri Aliansi Petani dan Pemuda Peduli Lingkungan kembali mendatangi Gedung DPRD Pati

Sebab, menurut warga sejauh ini pihak perusahaan belum pernah memberikan sosialisasi langsung terkait pendirian pabrik.

Penjelasan Perwakilan PT HWI

Perwakilan PT HWI, Sugito, menegaskan bahwa tidak ada pabrik sepatu yang akan dibangun di Trangkil. Namun, ia memaklumi bahwa di kalangan masyarakat PT HWI memang identik dengan pabrik sepatu. Sebab, pabrik PT HWI di Jepara memang memproduksi sepatu merek ternama.

“Tidak ada pabrik sepatu yang akan dibangun di Trangkil. Tolong digarisbawahi. Yang rencananya akan kami dirikan itu pabrik apparel. Produknya seperti topi, jaket dan sebagainya,” ujar dia.

Ia menyebut, pendirian pabrik itu pun sejauh ini masih berada pada tahap penjajakan lahan.

“Awalnya kami mendapat info dari DPUTR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) tentang di mana saja zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Pati. Ternyata salah satunya di daerah saya. Saya kebetulan warga (Kecamatan) Trangkil juga,” kata Sugito.

Selanjutnya, dirinya melakukan komunikasi dengan para kepala desa yang di wilayahnya terdapat KPI, dalam hal ini Pasucen, Tegalharjo, Ketanen, dan Mojoagung.

“Setelah kami pelajari, dengan segala macam aspek, Tegalharjo dan Pasucen tidak masuk perencanaan pembelian kami,” tegas dia.

Sugito lalu difasilitasi oleh Kepala Desa Ketanen dan Mojoagung untuk bertemu dengan pemilik lahan yang berminat menjual tanah untuk perusahaan.

“Kami kumpulkan semua pemilik lahan di kantor desa. Yang mau dijual monggo, yang tidak ya tidak apa-apa. Ada yang bertanya, kalau tanah saya tidak dijual ada intimidasi? Saya jawab tidak. Kalau lahan dijual pada kami, kami jalankan perusahaan di Pati. Kalau tidak ada yang jual ya tidak apa-apa, daerah lain selain Pati banyak,” ungkap dia.

Terkait isu adanya cukong tanah, Sugito menduga ada salah persepsi. Permainan harga pun tidak mungkin terjadi karena nantinya pemilik lahan akan menerima pembayaran secara langsung ke rekeningnya dari perusahaan.

“Kalau dibilang ada cukong, barangkali ada salah persepsi. Saya sendiri yang mendekati Kades untuk melakukan sosialisasi dan pendataan yang mau dijual. Kalau ada isu permainan harga, tidak mungkin terjadi. Tidak ada yang ikut main. Ini pure (murni) antara pemilik lahan dan perusahaan, difasilitasi Pemdes setempat,” jelas dia.

Terkait belum adanya sosialisasi pendirian pabrik, Sugito mengatakan bahwa tahapan itu baru akan dilakukan apabila telah terjadi kesepakatan dengan pemilik lahan.

“Kami tahapannya seperti itu. Negosiasi dengan pemilik lahan, apabila terjadi kesepakatan jual beli, kami baru akan sosialisasi. Kami tetap akan kolaborasi dengan semua pihak setelah kami pastikan ada investasi di sini,” ujar dia.

Di akhir penjelasannya, Sugito mempersilakan warga peserta audiensi untuk menyimpan nomor ponsel pribadinya jika ingin berkomunikasi lebih lanjut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved