Berita Nasional

Pemerintah Ditantang Buktikan Mafia Minyak Goreng, Tak Usah Diumumkan, Langsung Tangkap

Mardani menilai, kelangkaan minyak goreng yang terjadi hingga kini menunjukkan negara lemah ketika dihadapkan oleh pihak lain. Ia meminta pemerintah u

Editor: m nur huda
TribunJateng.com/Permata Putra Sejati
Pembeli terlihat saat akan membeli minyak goreng di swalayan Rita Jalan Jenderal Soedirman, dengan harga Rp 23.500 per liter, Kamis (17/3/2022). Berdasarkan pantauan hari ini di pasar tradisional harga minyak goreng menyentuh Rp 25 ribu per kilogram. 

TRIBUNJATENG.COM, BALI - Dugaan mafia minyak goreng yang disebut-sebut Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi terus menjadi misteri. Perihal mafia minyak goreng itu diungkap langsung oleh Lutfi dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3) lalu.

Namun, hingga kini dugaan keberadaan mafia tersebut masih menjadi tanda tanya. Bahkan, waktu yang dijanjikan untuk mengumumkan mafia minyak goreng itu pada Senin (21/3), batal dilakukan.

Anggota DPR Fraksi PKS, Mardani Ali Sera meminta pemerintah membuktikan adanya mafia yang bermain di balik kelangkaan minyak goreng di Tanah Air. Menurutnya, pemerintah harus transparan dan mengungkapkan sosok yang membuat minyak goreng menjadi langka.

"Apapun yang disampaikan di ruang publik harus transparan, akuntabel, dan tuntas, siapa orangnya, siapa kelompoknya, sebut. Itu harus berani, jangan cuma melontarkan, jadi perbincangan, tapi tidak produktif," katanya, ditemui di sela Sidang IPU di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/3).

Ketua DPP PKS itu mengingatkan pemerintah untuk tidak mempolitisasi isu kelangkaan minyak goreng ini. Sebab, pemerintah sebagai lembaga eksekutif seharusnya bisa berperan mengeksekusi kebijakan yang dibuatnya.

"Kalau itu namanya politisasi, kalau politisasi bukan domainnya, karena eksekutif, eksekutif itu untuk execute gitu-loh," ujarnya.

Mardani menilai, kelangkaan minyak goreng yang terjadi hingga kini menunjukkan negara lemah ketika dihadapkan oleh pihak lain. Ia meminta pemerintah untuk mengambil kebijakan langkah konkret menyikapi langkanya minyak goreng, terlebih menjelang Ramadan.

"Kasihan sekali masyarakat, padahal kita produsen CPO terbesar di dunia," tukasnya.

Adapun, Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad berpendapat, orang-orang yang diduga sebagai mafia yang menyebabkan minyak goreng langka dan mahal tak perlu diumumkan nama-namanya ke publik. Orang-orang seperti itu langsung saja ditangkap oleh polisi.

"Saya pikir tidak perlu digembar-gemborkan. Tangkap saja langsung kalau menurut saya. Rencana mengumumkan mafia itu serahkan saja kepada penegak hukum," katanya, kepada wartawan, Selasa (22/3).

Dasco mengaku setuju dengan anggapan bahwa langka dan mahalnya minyak goreng berkaitan dengan praktik-praktik mafia. Karena itu, ia mendesak agar ada tindakan hukum terhadap mafia ketimbang hanya mengumumkan identitasnya.

"Ya kalau kita cek memang ada mafianya. Saya pikir, tidak usah diumumkan, tapi langsung tangkap saja, kenapa sih begitu (diumumkan-Red)?" ucap politikus Gerindra itu.

Mengalihkan alokasi

Sebelumnya, dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3) lalu, Mendag Lutfi mengungkap adanya pihak yang mengalihkan alokasi minyak subsidi ke minyak industri, dan mengekspor minyak goreng ke luar negeri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved