Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Puasa Ramadhan 2022

Apa Itu Hilal? Dijadikan Penentu Awal Ramadhan dan Idul Fitri

Setiap momen penentuan awal bulan Ramadhan, idul fitri, idul adha kita tentu tidak asing dengan istilah hilal.

Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
Tribun Jateng/ Permata Putra Sejati
Petugas dari Badan Pusat Rukyatul Banyumas, Aris Nurohman saat melakukan pemantauan hilal penentuan awal puasa di atas Menara Pandang Teratai, Purwokerto, Jumat (1/4/2022). Ia mengatakan pengamatan hilal di Purwokerto terhalang kondisi cuaca yang tidak mendukung.  

Dilansir Tribunjateng.com dari Kompas.com, sstronom amatir Indonesia sekaligus Pembimbing dan Pendamping Forum Kajian Ilmu Falak (FKIK) Gombong dan Majelis Kajian Ilmu Falak (MKIF) Kebumen Jawa Tengah, Marufin Sudibyo mengatakan, setidaknya ada tiga metode yang digunakan dalam melihat hilal ini.

Metode melihat hilal yang pertama adalah dengan menggunakan mata telanjang.

“Metode pertama adalah menggunakan mata telanjang, tanpa alat bantu optik sama sekali, Sehingga, menghasilkan fenomena kasatmata-telanjang,” jelas Marufin dalam pemberitaan Kompas.com edisi 22 April 2020.

Metode kedua dilakukan dengan menggunakan alat bantu optik terutama teleskop, namun tetap mengandalkan penglihatan mata.

“Ini menghasilkan fenomena kasatmata-teleskop,” tambahnya.

Metode terakhir adalah dengan menggunakan alat optik terutama teleskop yang terangkai dengan sensor atau kamera.

“Sensor atau kamera ini memproduksi denyut elektronik yang bisa diolah sebagai citra atau gambar. Ini menghasilkan fenomena kasat-kamera,” tambahnya.

Dari ketiga metode tersebut, yang paling populer adalah penggunaan metode mata telanjang dan mata yang dibantu oleh alat optik khususnya teleskop.

Mengapa perlu melihat hilal?

Marufin menyebutkan bahwa melihat hilal dinyatakan secara tekstual dalam sabda Nabi SAW:

“Berpuasalah (dan berhari raya) karena melihat hilal. Jika tidak terlihat maka genapkanlah.”

Dengan landasan itu, maka rukyatul hilal (observasi hilal) dipahami sebagai ibadah.

Selain menentukan awal bulan kalender Hijriyah, hilal juga menentukan awal dua hari raya.

“Meski di sini ada sedikit perbedaan. Lembaga seperti Nahdatul Ulama berpedoman seluruh awal bulan kalender Hijriyyah harus ditentukan oleh terlihat atau tidaknya hilal, maka rukyatul hilal (observasi hilal) digelar setiap awal bulan,” papar Marufin.

Sementara itu, lembaga yang lain berpedoman rukyatul hilal cukup dilakukan hanya pada awal Ramadhan dan dua hari raya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved