Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Happy Ramadhan

Kisah Sabiq Disabilitas yang Jadi Guru Ngaji di Salatiga, Pernah Minder Tapi Anak-anak Justru Hormat

Bulan Ramadhan membuat seseorang yang beragama Islam berlomba-lomba mencari pahala walau mempunyai keterbatasan.

Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: rival al manaf
Tribunjateng.com/Hanes Walda.
Ahmad Sabiqul Umam saat menjadi guru ngaji di TPQ Hidayatul Quran Salatiga, Minggu (10/4/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Bulan Ramadhan membuat seseorang yang beragama Islam berlomba-lomba mencari pahala walau mempunyai keterbatasan.

Begitu juga bagi Ahmad Sabiqul Umam, seorang Ustadz di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Hidayatul Quran dengan memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas atau difabel yakni kaki lemah atau sulit digerakkan.

Laki-laki yang kerap di sapa Sabiq ini, membuka TPQ tersebut melanjutkan jejak ayahnya.

Baca juga: Keistimewaan Sholat Tarawih Malam ke-9 Ramadhan 2022

Baca juga: Perlawanan Gadis Remaja yang Akan Diperkosa Buat Pelaku Panik, Kabur Lewat Jendela Tanpa Busana

Baca juga: Cara Mengurus EKTP Hilang Secara Online Wilayah Wonogiri Tanpa Perlu Antre

Ahmad Sabiqul Umam saat menjadi guru ngaji di TPQ Hidayatul Quran Salatiga, Minggu (10/4/2022).
Ahmad Sabiqul Umam saat menjadi guru ngaji di TPQ Hidayatul Quran Salatiga, Minggu (10/4/2022). (Tribun Jateng/ Hanes Walda)

 

“Ayah dulu juga mendidik anak-anak TPQ,” kata Sabiq kepada Tribunjateng.com, Minggu (10/4/2022).

Didirikannya TPQ ini agar anak-anak setidaknya dapat khatam Al-Quran.

“Setidak-tidaknya penerus bangsa ini bisa khatam Al-Quran, juga menjadi anak yang sholeh sholehah bagi kedua orang tuanya,” tambahnya.

Sebelum Ramadhan, TPQ ini biasanya di buka setiap Senin sampai Kamis tetapi untuk Ramadhan kali ini, ia membuka TPQ ini dari Senin sampai Sabtu.

“Khusus hari Jumat dan Sabtu saya isi dengan fikih, hadist serta tentang bagaimana mengasihi sesama teman-teman,” ucapnya.

Dengan kodisinya yang seperti ini, ia tidak ada kendala untuk berbuat baik.

“Alhamdulillah dengan kondisi saya seperti ini, saya dengan anak-anak itu tidak ada kesulitan,” kata Sabiq.

Kondisi disabilitasnya ini dari kecil.

“Menurut keluarga, saat ibu mengandung di usia tujuh bulan, ia terpeleset kulit pisang dan jatuh serta pendarahan,” kata Sabiq.

Dari Sabiq kecil hingga SMA, orang tuanya mengusahakan agar ia berjalan dengan normal.

“Tapi saya sudah menerima kondisi saya seperti ini. Saya ambil hikmahnya saja,” ucapnya.

Menurut Sabiq, hidup itu dinikmati dan mengambil hikmahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved