Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kriminal

Perang Sarung Sampai Memakan Korban Jiwa, Polres Tegal Patroli Rutin di Titik Rawan

Memasuki bulan suci ramadan 1443 hijriyah/2022, marak di tengah masyarakat peristiwa perang sarung yang kebanyakan dilakukan oleh remaja

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Desta Leila Kartika
Foto 19 orang remaja yang status saat ini masih menjadi saksi, dikumpulkan di halaman Satreskrim Polres Tegal, Senin (11/4/2022). Adapun mereka yang terlibat perang sarung Minggu (10/4/2022) dini hari di depan SMPN 3 Slawi dan menewaskan satu orang remaja. 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Memasuki bulan suci ramadan 1443 hijriyah/2022, marak di tengah masyarakat peristiwa perang sarung yang kebanyakan dilakukan oleh remaja

Tak jarang kegiatan tersebut menimbulkan korban jiwa bahkan meninggal dunia seperti yang belum lama ini terjadi di Kabupaten Tegal.

Menanggapi hal tersebut, Kasat Reskrim Polres Tegal, AKP I Dewa Gede Ditya Krishnanda, mengimbau supaya masyarakat khususnya disini para remaja untuk tidak melakukan kegiatan serupa.

Mengingat kegiatan perang sarung tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Baca juga: Petugas Kamar Jenazah Diskripsikan Kondisi CS Pelajar Tewas Perang Sarung di Slawi

Baca juga: UPDATE Tarung Sarung Remaja Procot Vs Kagok di Slawi, 1 Orang Tewas Akibat Benda Tumpul

"Saya mengimbau pada pelaksanaan bulan suci ramadan ini masyarakat fokus melakukan ibadah, atau kegiatan-kegiatan yang positif," imbau Kasat Reskrim, AKP Dewa Gede Ditya, pada Tribunjateng.com, Senin (11/4/2022).

Adapun dari Polres Tegal sendiri, rutin melakukan berbagai upaya pencegahan baik secara prefentif maupun preemtif.

Termasuk melakukan upaya pendekatan kepada tokoh masyarakat dan melaksanakan kegiatan patroli rutin di titik-titik rawan.

"Kenapa anak-anak ini melakukan aksi perang sarung apakah untuk konten atau alasan lainnya, ini yang masih kami lakukan pengecekan dan kami cari apa tujuan utama mereka," terangnya. 

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, peristiwa perang sarung kembali terjadi yang kali ini melibatkan dua kelompok remaja di Kelurahan Procot, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.

Peristiwa yang terjadi pada Minggu dini hari (10/4/2022) sekitar pukul 03.00 WIB di depan SMPN 3 Slawi ini, menewaskan seorang remaja setelah sempat dibawa ke RSUD dr Soeselo Slawi.

Menurut keterangan dari Kasat Reskrim Polres Tegal, AKP I Dewa Gede Ditya Krishnanda, korban bernisial CS (16) warga kelurahan Procot, Kecamatan Slawi dan saat ini duduk di bangku kelas 12 salah satu SMK Negeri di Slawi. 

Dikatakan, sebelum dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia, korban mengikuti perang sarung antar dua kelompok remaja dari Kelurahan Procot dan Kagok.

Informasi yang diperoleh, anak-anak dari dua kelurahan tersebut saling mengundang, kumpul, dan perang sarung

Tapi informasi tersebut masih bersifat sementara, sehingga masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut, termasuk memeriksa para saksi.

"Sesuai hasil penyelidikan kami, korban dianiaya lebih dari satu orang yang menyebabkan korban tidak sadarkan diri dan akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kemudian sekitar pukul 18.45 WIB korban dinyatakan meninggal dunia," ungkap Kasat Reskrim, AKP Dewa, pada Tribunjateng.com, Senin (11/4/2022).

Sementara itu terpisah, petugas pemularasan jenazah RSUD dr Soeselo Slawi, Ida, mengatakan korban sempat mendapat perawatan di ruang mawar sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Di tubuh korban terdapat beberapa luka seperti lecet, luka di bagian hidung, bibir, dan yang paling parah dibagian kepala belakang.

"Luka yang paling parah dibagian kepala, kalau di punggung atau bagian tubuh lainnya tidak ada luka sabetan atau apa," kata Ida.

Sementara itu, Paman korban, Hadi, yang ditemui saat sedang menunggu di ruang pemulasaran jenazah RSUD dr Soeselo Slawi, bercerita bahwa ia tidak mengetahui secara detail mengenai kejadian yang menimpa keponakannya tersebut. 

Mengingat tempat tinggalnya tidak di satu wilayah yang sama, tapi dia mendapat informasi mengenai peristiwa naas tersebut pada Minggu malam.

Hadi pun menceritakan sedikit mengenai sosok keponakannya yang saat ini duduk di bangku kelas 12 dan sedang menjalani ujian.

Korban dikenal sebagai sosok yang tidak pernah neko-neko, kesehariannya di rumah pun biasanya rutin mengaji dan hadroh.

Sehingga, Hadi sempat tidak menyangka saat diberitahu bahwa keponakannya menjadi korban aksi perang sarung.

"Kalau kronologi pastinya saya kurang tahu secara detail. Tapi saya dikabari Minggu malam. Ya saya sempat kaget, tidak menyangka semisal keponakan saya jadi korban. Anaknya baik, kesibukan di rumah juga biasanya mengaji dan hadroh," jelas Hadi. (dta) 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved