UIN Walisongo Semarang
Tadarus Komunikasi, UIN Walisongo Semarang Undang Bupati Blora
UIN Walisongo Semarang menggelar tadarus komunikasi di bulan Ramadhan 2022 ini.
Potensi besar ini belum dapat dikelola dengan baik.
Pasalnya, ada tiga masalah mendasar di kabupaten tersebut, antara lain infrastuktur, kemiskinan dan stunting.
Oleh karenanya, tiga persoalan itu harus dapat berkurang saat dirinya menjabat sebagai bupati.
“Kunjungan saya ke sini ini sebagai pembalasan dari kunjungan Rektor ke Blora. Jadi, kunjungan sebelumnya harus dibalas,” kata Bupati, di awal pemaparan.
“Masyarakat di Blora itu bilang pada saya, pak kalau kurang makan, saya masih dapat minta minta ke keluarga atau ke tetangga. Tapi kalau jalannya rusak, itu minta siapa?
Di masyarakat, jalan rusak semua minta ke bupati. Padahal itu ada status jalan provinsi, jalan nasional. Jalan provinsi banyak yang rusak, nasional juga,” tambahnya.
Ke depan, kata dia, potensi besar harus dapat dikembangkan.
Blora punya peternakan sapi terbesar di Jawa Tengah, serta jagung terbesar kedua di Jawa Tengah.
Namun, di Blora juga masih terpapat desa-desa miskin, terutama yang berada di pinggir hutan.
“Kalau melihat indikator kemiskinan (14 indikator), sebetulnya masyarakat kami tidak sepenuhnya miskin. Misalnya satu rumah punya sapi 5-10 ekor kemudian ditaruh di ruang tamu. Kebanggaan mereka adalah punya sapi banyak. Meksipun punya sapi tapi rumahnya tidak mau dibangun, masih beralas tanah,” tandasnya.
Oleh karenanya, pihaknya mengajak UIN Walisongo untuk dapat bersama-sama mengatasi masalah tersebut, terutama kemiskinan ekstrim.
Sejauh ini, ada 48 desa miskin ekstrim di Blora yang butuh sentuhan.
“UIN Walisongo bisa ambil 2-3 desa, lalu nanti didanai dengan dana CSR. Jadi kolaborasi ini penting,” tambahnya. (*)