Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Internasionaliasi Wisata Demak yang Pernah Menjadi Pusat Perdagangan Internasional

Demak pada masa lalu menjadi pusat kebudayaan bertaraf internasional. Perkembangan Demak sebagai pusat perdagangan tak lepas dari peran Raden Patah

Penulis: rustam aji | Editor: rustam aji
dok. panitia FGD
Pusat Kajian Media dan Kebudayaan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) "Internasionalisasi Wisata Demak" di Gedung PPILN Demak, kamis (14/4). 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Bagaimana kondisi pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah, dan persiapannya menghadapi tahun pemulihan wisata 2022 tersebut. 

Pertanyaan itu mengemuka seiring tahun 2022 menjadi tahun pemulihan pariwisata, karena melandainya covid 19. Mengingat, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang terkena dampak langsung. Wisatawan nusantara (wisnus) tetap menjadi andalan sektor pariwisata. Termasuk  juga wisatawan manca negara (wisman).

Serta untuk mendukung upaya peningkatan potensi sektor pariwisata, maka Pusat Kajian Media dan Kebudayaan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) "Internasionalisasi Wisata Demak" di Gedung PPILN Demak, kamis (14/4).

FGD yang diikuti oleh berbagai  kalangan baik dari tokoh masyarakat, pelaku wisata, seniman, budayawan, pengusaha, pengambil kebijakan di sektor pariwisata, akademis, jurnalis dan tokoh agama itu melahirkan banyak gagasan pengembangan potensi wisata di Demak.

Tiga orang pembicara menyampaikan materi dan gagasan untuk pengembangan wisata di Demak, antara lain Prof Dr. Wasino, M.Hum (Guru Besar Sejarah Unnes), H. Edy Sayudi, ST (Aanggota DPRD Demak / Pengusaha), dan Agus Kriyanto, SE, MM (Kepala Dinas Pariwisata Demak). Sedangkan moderator FGD adalah Ketua Pusat Kajian Media dan Kebudayaan Dr. Teguh Hadi Prayitno, MM., M.Hum, MH.

Wasino mengungkapkan, harapan atau keinginan agar wisata demak go internasional itu sesungguhnya bukan sesuatu yang mengada-ada.

Demak pada masa lalu menjadi pusat kebudayaan bertaraf internasional. Perkembangan Demak sebagai pusat perdagangan tak lepas dari peran Raden Patah, yang mampu membuat jaringan dagang dengan pegang di Malaka dan daerah Asia lainnya.

"Warisan jaringan asia di Demak, berupa situs bersejarah, toponimi, tradisi (termasuk tradisi beragama), lanskap kota, jaringan sungai, makanan, lembaga pesantren perlu dihidupkan dalam narasi dan bentuk fisik" ujar Wasino yang juga Ketua Masyarakat Sejarawan Jawa Tengah itu.

Wasino berharap agar situs peninggalan kesultanan Demak, bukan hanya didata saja, tetapi ada wujud nyata, dibangunnya sebuah bangunan Keraton Demak yang bentuknya berdasarkan literatur sejarah.

"Sehingga para wisatawan yang datang, dapat bisa melihat fisik bangunan keraton sebagaimana wisatawan yang berkunjung di obyek wisata sejarah nasioal dan internasional" harap Wasino.

Sedangkan anggota DPRD Kabupaten Demak  Edy Sayudi merasa optimis bahwa bangkitnya pariwisata Demak ini akan dapat terwujud apabila semua pihak memberikan dukungan, baik dari unsur pemerintah, legeslatif, pengusaha, tokoh agama, pelaku pariwisata dan masyarakat. Namun demikian, Edy Sayudi yang juga seorang pengusaha sukses itu melihat bahwa pertimbangan bisnis juga harus dikedepankan, karena dunia pariwisata dan ekonomi kreatif dapat dijadikan bisnis.

Sehingga apabila dengan perhitungan bisnis bisa jalan, maka investasi pun dapat mudah masuk di Demak.

Edy menambahkan usia Demak yang sudah 519 tahun bukanlah usia muda, konsep dan gagasan yang sudah sering muncul baik di pemerintahan maupun dalam berbagai diskusi hingga kini belum terwujud.

Oleh karena itu menciptakan rasa nyaman wisatawan itu penting agar mereka betah tinggal di Demak

"Mari kita sama-sama mengumpulkan gagasan, kemudian membangun narasi baik tentang pariwisata Demak, selanjutnya merealisasikannya", ajak Edy.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved