Dokter Varises Semarang
EVLA Pilihan Terapi Modern Aman untuk Varises
Endovenous Laser Ablation (EVLA) pertama sekali diperkenalkan di benua Eropa dan kini menjadi terapi pilihan utama untuk varises.
TRIBUNJATENG.COM – Acara Tribun Topik dipandu host Elyn Windiyastuti dengan narasumber dr. Novi Anggriyani, SpJP(K), selaku dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Rumah Sakit Permata Medika, Kota Semarang, berlangsung beberapa waktu lalu. Talkshow ini bertema “Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah agar tetap sehat”.

Dokter Novi mendalami bidang vaskuler, khususnya phlebology (penyakit vena) di dalam negeri (Universitas Diponegoro Semarang dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta) serta di luar negeri (St. Andrews Hospital di Belgia, Eropa).

Sekilas mengenai Endovenous Laser Ablation, atau disingkat EVLA, pertama sekali diperkenalkan di benua Eropa. Selama 10 tahun terakhir teknik makin berkembang. Kini menjadi terapi pilihan utama untuk varises, karena memiliki banyak keunggulan, di antaranya :
- masa perawatan yang singkat
- tanpa anestesi umum (hanya menggunakan anestesi lokal)
- rasa nyeri yang minimal (hanya memerlukan obat pereda nyeri ringan)
- minim risiko infeksi (karena tanpa pembedahan)
- bekas tusukan kecil, yang segera sembuh dalam 1-2 minggu
- rekurensi (angka kekambuhannya) sangat kecil
- tingkat keberhasilannya mencapai 98 %.

Dokter Novi menjelaskan definisi varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) di kaki akibat penurunan fungsi katup (klep) di dalam vena, yang bila tidak ditangani akan sangat mengganggu kuallitas hidup. Pada dasarnya varises adalah salah satu gejala yang muncul karena ada suatu penyakit reflux vena yaitu chronic venous insufficiency (CVI). CVI adalah penyakit pembuluh darah vena yang kronis dan menahun sifatnya progresif (makin lama makin parah).

Apakah varises hanya terjadi pada kaki? Sebenarnya tidak, varises bisa terjadi pada semua vena yang fungsinya sudah tidak bagus. Ada beberapa conotoh varises di bagian lain, seperti varises vagina dan varises esophagus. Namun biasanya, varises paling terdampak dan terlihat adalah pada bagian kaki. Sebab, pembuluh darah di kaki merupakan pembuluh darah yang paling jauh dari jantung sehingga gravitasi membuat darah sulit untuk naik ke atas.
Gejala Varises
Masyarakat lebih mengenal varises sebagai pembuluh darah yang tampak berbenjol-benjol, namun sebenarnya tidak semua manifestasi Chronic Venous Insufficiency berupa varises. CVI juga bisa menyebabkan keluhan kaki bengkak, terasa berat, sering kram dan pegal, juga rasa gatal, perubahan warna kulit (menghitam), kulit teraba keras ataupun luka (borok) di kaki.
“Mitos yang beredar di masyarakat, bila setelah olahraga jangan menekuk kaki, nanti bisa menjadi varises.” Hal itu memang benar, dokter Novi berpesan, setelah berolahraga kaki jangan langsung ditekuk. Namun, ada pula mitos keliru di masyarakat.
"Penyebab varises paling banyak pada wanita ialah kehamilan dan persalinan, sedangkan mitos mengatakan kaki harus ditekuk pasca melahirkan, itu adalah mitos yang salah. Setelah melahirkan bayinya, ibu harus rileks, dan kakinya justru harus lurus," terangnya.
Penyebab varises lainnya adalah faktor genetik (keturunan), bertambahnya usia, obesitas, kurangnya aktifitas fisik, dan profesi/ pekerjaannya. Dokter Novi mengatakan, profesi tertentu banyak yang membuat pelakunya hanya duduk dan jarang beraktivitas fisik seperti berjalan kaki atau berolahraga, sangat berpotensi mengalami varises.
Di era modern ini semua hal bisa dengan mudah dikerjakan menggunakan gawai/ komputer, banyak sekali pekerjaan yang membuat pasien hanya dalam posisi duduk seharian. Kita juga dapatkan pada profesi penjahit, petugas administrasi, sopir dan pekerjaan kantoran lainnya. Ada pula pekerjaan yang lebih banyak berdiri seperti guru, sales promotion girl (SPG), tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) juga sangat berisiko terkena varises. Risiko lainnya ialah obesitas atau kelebihan berat badan. Sehingga tolong dijaga agar berat badan tetap ideal agar ke depannya tidak mengalami varises maupun penyakit jantung.
Banyak orang yang menyepelekan varises, dan menganggapnya sebagai gangguan kosmetika/ tidak sedap dipandang saja. Padahal apabila varises dibiarkan saja dan tidak segera mendapat penangan, di kemudian hari dapat mengakibatkan timbulnya venous ulcer atau borok.
Komplikasi Varises
Masyarakat seringkali menyangka borok yang muncul di kaki pasti karena penyakit kencing manis atau diabetes. Namun sebenarnya borok tersebut dikarenakan aliran darah yang tidak lancar dan tidak bisa kembali ke jantung dan tertimbun di pembuluh darah balik (vena) di kaki. Karena timbunan darah, pembuluh darah vena tidak sanggup lagi menampung, akhirnya timbul ulkus atau borok.
Komplikasi parah lain dari varises ialah Deep Veins Thrombosis atau disingkat DVT. DVT adalah bekuan darah yang menyumbat di dalam pembuluh darah vena dalam, yang muncul salah satunya karena aliran darah yang tidak lancar (stasis), apalagi bila sudah memiliki faktor risiko varises.
DVT bisa berakibat fatal, karena thrombus (bekuan darah) tadi dapat menyumbat pembuluh darah yang menuju ke paru-paru dan menyebabkan sesak nafas tiba-tiba, penurunan saturasi, dan pasien dapat meninggal dunia, karena kekurangan oksigen. Untuk itu dokter Novi berpesan jangan menyepelekan masalah pembuluh darah.
Adapun cara membedakan gatal, bengkak atau luka akibat varises adalah dengan berkonsultasi dengan dokter yang tepat dan ahli di bidangnya. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah kan melakukan pemeriksaan antara lain USG Vaskuler (pembuluh darah) dan USG Jantung (echocardiography), untuk mengetahui penyakit apa yang mendasari berbagai keluhan pasien. Pasien tidak perlu khawatir, karena pemeriksaan USG ini bersifat non-invasive dan bebas dari radiasi.