Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Jelang Lebaran BPOM Semarang Gencar Sosialisasi Bahan Pangan Berbahaya

Kali ini, kegiatan berlangsung di Rumah Aspirasi HD Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, dan dipandu langsung oleh Kepala Balai Besar

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin
Kepala Balai Besar POM di Semarang, Sandra Maria Philomena Linthin, saat melakukan sesi wawancara dengan rekan media, Sabtu (23/4/2022).  

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Menjelang hari raya idul fitri 1443 H/2022, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang gencar melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat mengenai bahan atau kandungan apa saja yang berbahaya untuk makanan, termasuk mengenali ciri-ciri yang aman dan tidak. 

Kali ini, kegiatan berlangsung di Rumah Aspirasi HD Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, dan dipandu langsung oleh Kepala Balai Besar POM di Semarang, Sandra Maria Philomena Linthin, Sabtu (23/4/2022) kemarin. 

Sandra menjelaskan, kegiatan pengawasan maupun sosialisasi rutin diadakan tidak hanya saat momen bulan ramadan atau jelang lebaran saja. 

Tapi mengingat biasanya minat masyarakat untuk membeli sesuatu semakin meningkat jelang idul fitri, maka pengawasan semakin dimasifkan. 

Adapun pengawasan sudah dilakukan sejak tanggal 28 Maret lalu dan berjalnjut sampai H+7 lebaran. 

Sedangkan yang menjadi sasaran utama yaitu para importir, distributor atau penyedia stok bahan karena mereka yang biasa memiliki banyak stok. 

Dari distributor, lanjut Sandra, BPOM lanjut menyasar Hypermart, swalayan, sampai pasar tradisional semuanya tidak luput dari pengawasan. 

"Kami menemukan sejumlah takjil yang mengandung bahan berbahaya berupa rhodamin dan formalin. Bahan berbahaya itu terdapat pada makanan mie bakso, es cendol, sirup manis serta makanan botok. Sejak 14 hari lalu, kami juga sudah mengambil sampel takjil sebanyak 218 makanan dan minuman. Dari jumlah itu, 8 sampel masih mengandung bahan berbahaya," ungkap Sandra, pada Tribunjateng.com. 


Sandra menyebut, sampel makanan yang mengandung bahan berbahaya berupa rhodamin terdapat pada mie bakso, es cendol, sirup manis dan aneka minuman es. 


Sementara makanan yang mengandung formalin terdapat pada makanan botok yang terbuat dari ikan teri. 


Selama empat minggu sudah ada 67 sarana yang dilakukan pengawasan. Dari jumlah itu, 32 sarana atau 47 persen masih mendapati makanan rusak, kedaluarsa, dan tanpa izin edar. 


Pengawasan baru dilakukan di 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dan penemuan makanan tersebut merata di semua kabupaten/kota yang telah diawasi. 


Makanan yang kedapatan rusak, kedaluarsa dan tanpa izin edar sebanyak 548 buah, dan langsung diamankan untuk dimusnahkan. 


"Karena tidak ada unsur kesengajaan, tapi lebih pedagang yang kurang teliti, maka tidak ada ranah hukum. Kami juga telah melakukan pengawasan terhadap minyak goreng kemasan. Sejauh ini, minyak goreng masih aman, terkecuali minyak goreng curah bukan kewenangan kami," tegasnya. 


Dikatakan, hingga April 2022 ini sudah ada lima kasus yang dinaikan ke pengadilan. Rata-rata produk jamu dan kosmetik. 


Selain itu, BPOM Semarang tiap tahun juga melakukan uji sampel makanan dan produk lainnya sebanyak empat ribu sampel. Jika ada yang melanggar aturan, maka akan diselesaikan melalui jalur hukum. (dta) 

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved