TADARUS
TADARUS : KH. Mahlail Syakur Sf : Kiat Merawat Hati
MANUSIA adalah makhluk yang dilengkapi sejak lahir dengan berbagai perangkat keras (hardware) yang akan bekerja secara lunak
Oleh karena itu setiap muslim hendaklah berdo’a dalam shalat agar diberikan keteguhan dalam agama:
(Ya Allâh Yang Maha membolak-bail hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu, Islam)
Hati yang bersifat lunak mudah menerima keimanan dan terkadang mudah melepaskan iman.
Sayyidina Abu Bakar ra., hati Sayyidina ‘Umar bin Khatthab ra., dan hati para sahabat Nabi ra. Akan tetapi hati yang keras akan sulit menerima masukan. Bahkan mereka yang berhati keras tidak bisa menerima keimanan dari manapun arahnya sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 74: “Setelah itu, hatimu menjadi keras sehingga ia (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar …”
Landasan Kerja
Iman merupakan modal utama bagi seseorang dalam kehidupan beragama. Sebagai MODAL, iman harus dikembangkan dan diimplementasikan dalam bakti nyata. Allâh menegaskan dalam surat al-‘Ashr: 2-3:
Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Ayat tersebut menyebutkan kriteria orang yang tidak akan merugi di akherat, yaitu orang yang beriman yang beramal shalih sekaligus saling memberi nasehat kebanaran dan kesabaran. Oleh karena itu iman tanpa amal tidak cukup.
Iman merupakan modal guna meciptakan ketaqwaan (taqwa). Sebaliknya taqwa tidak akan tercapai tanpa iman.
Taqwa tidak akan terpateri dalam diri seseorang jika tidak ada pondasi iman. Jadi, Iman yang bersarang dalam hati merupakan potensio utama bagi hati yang akan menggerakkan seluruh organ tubuh. Oleh karena itu hati harus senantiasa aktif.
Hati akan menjadi motor yang potensial bagi tubuh manaka iman selalu di-recharg. Bagaimana caranya?
Merawat Hati
Banyak kiat merawat hati yang telah disinggahi iman. Antara lain adalah dengan cara: a. Bertaqwa. Taqwa merupakan modal utama bagi segala amal. Tanpa taqwa nilai amal dipertanyakan keabsahannya.
Puasa Ramadlan, misalnya, harus dikerjakan dengan landasan taqwa. Begitu pentingnya landasan taqwa dalam beramal, maka dalam konteks ini Allâh mewajibkan puasa bagi manusia tidak cukup dengan iman, tapi harus ditingkatkan menjadi taqwa. Allâh berfirman di penghujung ayat 183 dari surat al-Baqarah: “…. agar kamu bertakwa”.
Sesuai dengan kerja hati, spiritualitas, maka Nabi saw. menegaskan terkait dengan ibadah puasa
sebagai berikut:
…. Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia (jasad) ada segumpal darah (mudghah): jika dia bekualitas maka seluruh jasad menjadi bagus (kerjanya), dan jika dia rusak (fungsionalnya) maka seluruh jasad akan menjadi buruk. Ketahuilan, dia adalah hati. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud) (*)
Baca juga: Lelah Mudik, Yuk Mampir Posko Lebaran Dishub Batang Sediakan Berbagai Fasilitas Ada Pijat Gratis
Baca juga: Ormas Minta THR Ke Pedagang di Depok, Sebar Amplop dan Harus Diisi
Baca juga: Hotline Semarang : Jam Berapa Layanan Sentra Vaksinasi di Pos Polisi Simpanglima
Baca juga: Promo Indomaret Terbaru Selasa 26 April 2022 Snack Teh Sosro Hanya 6 Ribu