TADARUS
TADARUS : KH. Mahlail Syakur Sf : Kiat Merawat Hati
MANUSIA adalah makhluk yang dilengkapi sejak lahir dengan berbagai perangkat keras (hardware) yang akan bekerja secara lunak
Oleh KH Mahlail Syakur Sf
Ketua LTN PWNU Jawa Tengah
MANUSIA adalah makhluk yang dilengkapi sejak lahir dengan berbagai perangkat keras (hardware) yang akan bekerja secara lunak, seperti pendengaran (telinga), penglihatan (mata), dan penggerak (hati).
Alquran menjelaskan hal ini dalam surat an-Nahl ayat 78: “Allâh mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur”.
Di antara ketiga perangkat tersebut hati merupakan motor utama yang akan menggerakkan dua perangkat lainnya agar bekerja secara maksimal dan produktif. Hati adalah potensio manusia yang bahkan akan menggerakkan seluruh anggota badan selain dua perangkat badan lainnya, seperti tangan, kaki, dan pikiran.
Menurut Syekh Qasim bin Salam (w. 224 H.), kerja hati adalah spiritual (I’tiqad). Kedudukan hati sebagai motor manusia dijelaskan dalam hadits:
Riwayat bersumber dari an-Nu’man bin Basyir ra. yang mendengar Rasul Allâh saw. bersabda: “…. Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia (jasad) ada segumpal darah (mudghah): jika dia bekualitas maka seluruh jasad menjadi bagus (kerjanya), dan jika dia rusak (fungsionalnya) maka seluruh jasad akan menjadi buruk. Ketahuilan, dia adalah hati.
Hadits diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa kinerja seluruh anggota badan dipengaruhi oleh (tergantung pada) hati. Baik dan buruk kinerja anggota badan akan dinilai di akherat.
Allâh berfirman dalam surat al-Isra` ayat 36: “…. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”.
Berubah-ubah
Hati umumnya dapat berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai lingkungan yang mempengaruhinya. Hati yang beriman bisa jadi kembali kufur.
Probebilitas ini disinggung dalam al-Qur`ân, surat al- Baqarah ayat 109:
Banyak di antara Ahlulkitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman menjadi kafir kembali karena rasa dengki dalam diri mereka setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka, maafkanlah (biarkanlah) dan berlapang dadalah (berpalinglah dari mereka) sehingga Allâh memberikan perintah-Nya ...
Rasulullah SAW mensinyalir iman sesoerang akan sirna sewaktu-waktu, sehingga berpesan agar melakukan kebaikan segera, sebagaimana disampaikan oleh Sayyidina Abu Hurairah ra.:
Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang di pagi hari beriman dan di sore harinya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia. - Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim
Keteguhan agama
Oleh karena itu setiap muslim hendaklah berdo’a dalam shalat agar diberikan keteguhan dalam agama:
(Ya Allâh Yang Maha membolak-bail hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu, Islam)
Hati yang bersifat lunak mudah menerima keimanan dan terkadang mudah melepaskan iman.
Sayyidina Abu Bakar ra., hati Sayyidina ‘Umar bin Khatthab ra., dan hati para sahabat Nabi ra. Akan tetapi hati yang keras akan sulit menerima masukan. Bahkan mereka yang berhati keras tidak bisa menerima keimanan dari manapun arahnya sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 74: “Setelah itu, hatimu menjadi keras sehingga ia (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar …”
Landasan Kerja
Iman merupakan modal utama bagi seseorang dalam kehidupan beragama. Sebagai MODAL, iman harus dikembangkan dan diimplementasikan dalam bakti nyata. Allâh menegaskan dalam surat al-‘Ashr: 2-3:
Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Ayat tersebut menyebutkan kriteria orang yang tidak akan merugi di akherat, yaitu orang yang beriman yang beramal shalih sekaligus saling memberi nasehat kebanaran dan kesabaran. Oleh karena itu iman tanpa amal tidak cukup.
Iman merupakan modal guna meciptakan ketaqwaan (taqwa). Sebaliknya taqwa tidak akan tercapai tanpa iman.
Taqwa tidak akan terpateri dalam diri seseorang jika tidak ada pondasi iman. Jadi, Iman yang bersarang dalam hati merupakan potensio utama bagi hati yang akan menggerakkan seluruh organ tubuh. Oleh karena itu hati harus senantiasa aktif.
Hati akan menjadi motor yang potensial bagi tubuh manaka iman selalu di-recharg. Bagaimana caranya?
Merawat Hati
Banyak kiat merawat hati yang telah disinggahi iman. Antara lain adalah dengan cara: a. Bertaqwa. Taqwa merupakan modal utama bagi segala amal. Tanpa taqwa nilai amal dipertanyakan keabsahannya.
Puasa Ramadlan, misalnya, harus dikerjakan dengan landasan taqwa. Begitu pentingnya landasan taqwa dalam beramal, maka dalam konteks ini Allâh mewajibkan puasa bagi manusia tidak cukup dengan iman, tapi harus ditingkatkan menjadi taqwa. Allâh berfirman di penghujung ayat 183 dari surat al-Baqarah: “…. agar kamu bertakwa”.
Sesuai dengan kerja hati, spiritualitas, maka Nabi saw. menegaskan terkait dengan ibadah puasa
sebagai berikut:
…. Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia (jasad) ada segumpal darah (mudghah): jika dia bekualitas maka seluruh jasad menjadi bagus (kerjanya), dan jika dia rusak (fungsionalnya) maka seluruh jasad akan menjadi buruk. Ketahuilan, dia adalah hati. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud) (*)
Baca juga: Lelah Mudik, Yuk Mampir Posko Lebaran Dishub Batang Sediakan Berbagai Fasilitas Ada Pijat Gratis
Baca juga: Ormas Minta THR Ke Pedagang di Depok, Sebar Amplop dan Harus Diisi
Baca juga: Hotline Semarang : Jam Berapa Layanan Sentra Vaksinasi di Pos Polisi Simpanglima
Baca juga: Promo Indomaret Terbaru Selasa 26 April 2022 Snack Teh Sosro Hanya 6 Ribu