Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Setelah Bom Tewaskan 3 Guru China, Separatis Pakistan Ancam Lakukan Serangan Lebih Keras

Peringatan itu datang sehari setelah bom bunuh diri di kampus Pakistan membunuh tiga guru China pada Selasa (26/4/2022).

GOOGLE
Ilustrasi bom 

TRIBUNJATENG.COM, ISLAMABAD - Rabu (27/4/2022), kelompok separatis Pakistan memperingatkan serangan yang lebih keras terhadap China.

Ancaman itu datang sehari setelah bom bunuh diri di kampus Pakistan membunuh tiga guru China pada Selasa (26/4/2022).

Tentara Pembebasan Baloch mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tiga guru China, dan seorang sopir Pakistan, di dekat gerbang Institut Konfusius di Universitas Karachi.

Baca juga: Ukraina Dibantu Mata-Mata Amerika Eksekusi 8 Jenderal Rusia

Seorang pembom wanita meledakkan bom di sebelah minibus mereka.

“Ratusan anggota Brigade Majeed Tentara Pembebasan Baloch, pria dan wanita yang sangat terlatih siap melakukan serangan mematikan di bagian mana pun di Balochistan dan Pakistan,” kata juru bicara kelompok itu, Jeeyand Baloch, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (27/4/2022).

Penyelidik Pakistan mengumpulkan bukti di lokasi ledakan
Penyelidik Pakistan mengumpulkan bukti di lokasi ledakan, di Karachi, Pakistan, Selasa, 26 April 2022. (AP PHOTO/FAREED KHAN)

Juru bicara itu mengancam Beijing dengan serangan "bahkan lebih keras", kecuali China menghentikan "proyek eksploitasi" dan "menduduki negara Pakistan".

Warga negara China dan kepentingan bisnis dan investasi secara teratur menjadi sasaran separatis di Balochistan, di mana Beijing terlibat dalam proyek pertambangan dan energi yang menguntungkan.

Pejuang separatis Baloch telah berjuang untuk bagian yang lebih besar dari sumber daya alam provinsi mereka selama beberapa dekade, sebagian besar memfokuskan serangan pada proyek-proyek gas alam, infrastruktur dan pasukan keamanan.

Dalam beberapa tahun terakhir kelompok tersebut mulai menyerang proyek dan pekerja China.

Seorang pejabat keamanan di universitas mengatakan dia sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan tentang keselamatan 15 staf China di kampus.

"Laporan muncul pada Februari bahwa serangan mungkin dilakukan di kampus," kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya itu kepada kantor berita AFP.

 
Pelaku bom bunuh diri itu diidentifikasi sebagai Shaari Baloch (30 tahun), seorang ibu dari seorang gadis delapan tahun dan anak laki-laki berusia empat tahun, kata kelompok Baloch.

Kelompok pemberontak itu menambahkan bahwa dia adalah seorang guru sains yang belajar untuk gelar master di Universitas.

Serangan bunuh diri oleh wanita sangat jarang terjadi di Pakistan, dilaporkan hanya empat kali dalam beberapa tahun terakhir.

Kementerian Luar Negeri China mengutuk keras serangan terhadap warga negaranya, dan menuntut Pakistan menghukum para pelaku dan mencegah insiden seperti itu terjadi lagi.

Proyek “Belt and Road” China


Balochistan dan pelabuhan laut dalam di Gwadar adalah penghubung utama dalam jaringan proyek infrastruktur dan energi "Belt and Road Initiative" China yang membentang ke Timur Tengah dan sekitarnya.

Pada April 2021, serangan bom bunuh diri di sebuah hotel mewah yang menampung duta besar China di Quetta, ibu kota provinsi Balochistan, menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya.

Duta besar tidak terluka dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh Taliban Pakistan.

Pada Juli tahun lalu, sebuah bus yang membawa para insinyur ke lokasi konstruksi di dekat sebuah bendungan di Pakistan barat laut dihantam bom, menewaskan 13 orang termasuk sembilan pekerja China.

Serangan itu, yang tidak diklaim siapapun, merusak hubungan antara Islamabad dan Beijing.

Pakistan kemudian membayar jutaan dolar sebagai kompensasi kepada keluarga para pekerja China yang tewas. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China Dapat Ancaman Teror dari Separatis Pakistan Usai Bom Tewaskan 3 Warganya"

Baca juga: Pakar China Ungkap Senjata Siber CIA untuk Mata-matai Dunia

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved