Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pekalongan

Ngalap Berkah, Ratusan Orang Berebut Gunungan Megono di Obyek Wisata Linggoasri

Setelah dua tahun tidak menggelar acara tradisi syawalan yang biasa digelar tujuh hari usai hari raya Idulfitri, Pemerintah Kabupaten Pekalongan

Penulis: dina indriani | Editor: Catur waskito Edy
Istimewa
Gunungan hasil bumi dan nasi megono saat tradisi syawalan Gerebek Gunungan Megono di objek Wisata Linggoasri di Desa Linggoasri, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (12/06/2019). 

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Setelah dua tahun tidak menggelar acara tradisi syawalan yang biasa digelar tujuh hari usai hari raya Idulfitri, Pemerintah Kabupaten Pekalongan kembali menggelar acara syawalan Gunungan Megono, Senin (9/5/2022).

Tujuan pemerintah kembali menyelenggarakan acara syawalan adalah untuk  membangkitkan ekonomi lokal, membangkitkan kembali tradisi-tradisi syawalan yang ada di Kabupaten Pekalongan, yang sebelumnya sempat terhenti selama dua tahun karena covid

Tradisi gunungan megono ini berisi sajian hasil bumi dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Pekalongan.

Selain nasi megono yang dibentuk menyerupai sebuah gunung, berbagai hasil bumi lainnya juga turut disajikan seperti sayuran, buah, ikan, ayam dan kain batik khas Kabupaten Pekalongan.

Tradisi yang digelar rutin setiap tahunnya ini menjadi agenda yang selalu dinantikan oleh masyarakat.

Sehingga tak heran jika ratusan orang terlihat berbondong-bondong datang ke untuk menyaksikan kirab Gunungan Megono.

Belasan gunungan megono dan hasil bumi itu dikirab sejauh kurang lebih satu kilometer dengan rute menanjak menuju obyek wisata Linggoasri.

Iring-iringan kesenian lokal dan musik tradisional pun mengiringi kirab gunungan megono.

Sampainya di tengah lokasi wisata Linggoasri, gunungan megono dan hasil bumi ditata berjejer untuk didoakan.

Usai didoakan, suasana riuh gemuruh pun langsung mengiringi serbuan ratusan orang yang menyerbu gunungan hasil bumi.

Hanya dalam waktu beberapa menit saja, isi gunungan tersebut ludes tak tersisa menjadi sasaran keroyokan ibu-ibu, bapak-bapak, hingga anak remaja.

Meski berdesak-desakan, namun warga yang ikut berebut gunungan hasil bumi terlihat gembira dengan apa yang mereka dapatkan.

"Ya memang sudah jadi tradisi yang selalu dinantikan ya, apalagi dua tahun tidak ada, dengar diadakan lagi senang sekali tidak mau ketinggalan langsung datang pagi tadi," tutur Karimah, warga Buaran kepada Tribunjateng.

Menurutnya, isi gunungan itu mengandung berkah karena telah didoakan sehingga ia pun sangat antusias untuk ikut berebut.

"Istilahnya ngalap berkah lah, tadi saya dapat kacang panjang, timun, tomat, sawi, ada juga buah pisang," ujarnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved