Berita Kudus
Di Usia Senja Mbah Amir Ditolak Anak-anaknya hingga Kini Tinggal di Gubuk, Tak Mau Salahkan Mereka
Tribunjateng.com berkesempatan mengunjungi Mbah Amir di gubuknya di RT 4 RW 1 Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
Istri Mbah Amir sudah meninggal sejak tiga tahun lalu, meski begitu sedianya dia punya tiga anak.
Satu di antara anaknya tinggal berdekatan dengan gubuknya.
Sedangkan dua anak lainnya, katanya, tinggal di Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, dan Desa Jojo, Kecamatan Mejobo.
Namun anak-anak itu tidak ada yang merawatnya.
Mbah Amir sendiri sadar akan hal tersebut.
Di usianya yang sudah renta ini tak ada anak yang merawatnya karena sejak kelahiran anak-anak, dia jarang bertemu.
Hari-harinya disibukkan dengan bekerja sebagai pengayuh becak. Tidak pulang ke rumah.
“Soalnya saya tidak bersama mereka sejak lahir, karena saya bekerja sebagai tukang becak. Yang merawat mereka ibunya,” kata dia.
Menjadi pengayuh becak dia lalui selama bertahun-tahun. Katanya sejak 1970-an
Saat itu memang hampir tidak pernah dia pulang menemui keluarga. Dia bermalam di becaknya.
Dalam mengayuh becak dia beroperasi di sekitaran Kota Kudus.
Kini Mbah Amir tidak lagi muda. Untuk beraktivitas layaknya saat muda sudah tak kuasa.
Hari-harinya disibukkan dengan aktivitas di sekitaran gubuk tempat tinggalnya.
Untuk makan dia bisa beli dari uang pemberian orang. Atau kalau tidak, dia berharap belas kasihan dari orang sekitarnya yang dengan sengaja memberinya makan.
“Atau para keponakan kadang juga berbagi. Saat lebaran saya juga dikasih keponakan,” katanya.