Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Di Usia Senja Mbah Amir Ditolak Anak-anaknya hingga Kini Tinggal di Gubuk, Tak Mau Salahkan Mereka

Tribunjateng.com berkesempatan mengunjungi Mbah Amir di gubuknya di RT 4 RW 1 Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
Tribun Jateng/ Rifqi Gozali
gubuk Mbah Amir di Desa Setrokalangan RT 4 RW 1, Kecamatan Kaliwungu, Kudus. 

Simpan Persoalan

gubuk Mbah Amir di Desa Setrokalangan RT 4 RW 1, Kecamatan Kaliwungu, Kudus.
gubuk Mbah Amir di Desa Setrokalangan RT 4 RW 1, Kecamatan Kaliwungu, Kudus. (Tribun Jateng/ Rifqi Gozali)

Kisah Mbah Amir yang kini harus tinggal di gubuk yang sangat tidak layak ini ternyata menyimpan persoalan kompleks.

Persoalan itu datang dari keluarganya hingga akhirnya anaknya tidak mau merawatnya.

Kepala Desa Setrokalangan, Didik Handono, mengatakan, Mbah Amir memiliki anak yang tinggal berdekatan.

Hanya saja anaknya itu tidak mau merawat.

Kisah itu berawal saat pekerjaan Mbah Amir sebagai pengayuh becak harus berhenti karena kecelakaan yang membuat kakinya cedera permanen.

Kata Didik, selepas kecelakaan Mbah Amir dibawa pulang ke kediaman anaknya.

Kediaman tersebut dulunya merupakan rumah Mbah Amir masa kecil. Sesampainya di rumah sang anak ternyata Mbah Amir ditolak.

“Setelah sampai di rumah anak, dia ditolak. Jadi Mbah Amir hanya di jalan bahkan kakinya luka-luka. Akhirnya inisiatif dari keluarga dan perangkat desa setempat  membuatkan rumah kecil-kecilan supaya bisa ditempati di tanah desa,” kata Didik.

Melihat kondisi Mbah Amir yang ditolak oleh anaknya itu, dia secara pribadi tidak tega.

Tapi apa boleh buat, sang anak tidak mau merawatnya. Kisah gelap yang terjadi di keluarga Mbah Amir diduga menjadi penyebabnya.

“Mungkin waktu anaknya masih kecil, (Mbah Amir) jadi orangtua kurang ada tanggung jawab. Jadi anaknya seolah-olah balas dendam tidak mau merawat,” katanya.

Saat terjadinya penolakan, kata Didik, pihaknya juga sudah berusaha mendamaikan konflik antara anak dan orangtua.

Tapi tidak berhasil. Bahkan, katanya, dia sempat mengusulkan agar dibangun rumah barang sepetak di sisa tanah yang ada di samping rumah anaknya.

Dengan harapan Mbah Amir bisa tinggal lebih layak dan dekat dengan anaknya. Tapi, katanya, anak Mbah Amir tidak berkenan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved