Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Piknik Sekolah Berujung Maut, Tiga Siswa Tewas Terseret Ombak di Laut

Piknik siswa Raushan Fikri Islamic School, Langkat, Sumatera Utara membawa petaka.

Editor: rival al manaf
Instagram @ndorobei.official
Ilustrasi Tenggelam 

Berikut daftar korban meninggal:

1. Dzaky Al Khairi (14), pelajar asal Desa Paya Robah, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai

2. Ibnu (18), warga Tanjung Jati, Kabupaten Langkat

3. Ahmad Fahriza Sufi, warga Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat.

Sedangkan korban yang kritis adalah Fath Rasyid Annafi Ginting (16), remaja asal Tanjung Jati, Kabupaten Langkat.

Jenazah ketiga korban sudah dipulangkan ke kampung mereka masing-masing menggunakan ambulans PMI Banda Aceh dan Aceh Besar pada pukul 19.45 WIB tadi malam.

Kapolsek Lhoknga Ipda F Atmaja, saat dikonfirmasi Rabu malam, mengatakan peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 15.20 WIB.

"Sebelum pelajar itu mandi, pemilik kafe atas nama Anisrullah sudah mengingatkan mereka agar tidak mandi di tengah karena ombak sedang tidak bersahabat," ungkap Kapolsek.

Tak lama berselang atau sekitar 20 menit kemudian, Fatih Rasyid Hanafi tiba-tiba teriak minta tolong dengan melambaikan tangannya ke atas karena terseret arus ombak ke tengah laut.

"Melihat Fatih meminta tolong, tiga temannya berenang ke arah Fatih dengan maksud untuk menolong. Tapi, mereka malah ikut terseret ombak dan akhirnya tenggelam," jelas Ipda F Atmaja.

Kini, sebutnya, Fatih masih mendapat perawatan di RSUD Meuraxa. Sedangkan korban meninggal sudah dibawa pulang ke Sumatera Utara.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Aceh Besar, Ridwan Jamil, mengingatkan semua pihak agar kejadian nahas seperti ini menjadi perhatian serius dari semua pihak, terutama pelaku usaha di objek wisata tersebut.

"Kami minta para pelaku usaha di pantai agar turut terlibat mengimbau pengunjung untuk tidak mandi di lokasi-lokasi yang dilarang. Jangan hanya mementingkan bisnis dan keuntungan, tapi mengabaikan keselamatan para pengunjung pantai," kata Ridwan Jamil.

"Nyawa itu sangat mahal, kasihan pengunjung yang tidak tahu kondisi pantai," imbuhnya.

Menurut pria yang akrab disapa RJ ini, para pelaku usaha yang menjalankan bisnis di tempat wisata itu merupakan orang-orang yang paham dan mengerti tentang kondisi pantai.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved