Berita Boyolali
Harga Minyak Goreng Kemasan di Solo Raya Stabil Tinggi
Pedagang sembako di Kelurahan Pulisen, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Partini mengatakan, harga minyak goreng untuk merek Hemart dan Fortune saat ini m
TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Harga minyak goreng kemasan di wilayah Boyolali dan Solo terpantau masih cukup tinggi.
Larangan ekspor CPO dan turunannya yang diberlakukan pemerintah sejak 28 April lalu tak berdampak pada harga minyak goreng kemasan.
Pedagang sembako di Kelurahan Pulisen, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Partini mengatakan, harga minyak goreng untuk merek Hemart dan Fortune saat ini masih Rp 25 ribu per liter.
Menurutnya, dua merek itu merupakan minyak goreng kemasan termurah yang dijualnya.
Menurutnya, sejak kenaikan harga minyak goreng kemasan, harga cenderung stabil tinggi hingga saat ini.
Namun demikian, konsumen tetap meminati minyak goreng kemasan. Karena itulah, Partini tetap menjual komoditas tersebut.
"Masih jual, tapi stok saya kurangi. Ibu rumah tangga lebih pilih beli minyak goreng kemasan premium dibanding curah," ujarnya, Minggu (22/5).
Hal senada juga terjadi di Solo. Pedagang di Solo, Surati mengatakan sejauh ini harga minyak goreng kemasan premium masih di kisaran Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu per liter. Sejauh ini, menurutnya harga minyak goreng kemasan cenderung stabil, tidak ada kenaikan maupun penurunan harga.
"Harganya masih stabil tinggi, mudah-mudahan bisa cepat turun," kata pedagang ayam geprek di kawasan Manahan tersebut.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi menerangkan, harga minyak goreng kemasan mengikuti mekanisme pasar. Pihaknya, ucap dia, fokus pada minyak goreng curah di harga Rp 14 ribu per liter.
Menurutnya, jika dibandingkan beberapa waktu lalu, sejauh ini harga minyak goreng curah di Solo sudah mendekati harga eceran yang ditentukan pemerintah.
"Dulu sempat Rp 18 ribu hingga Rp 19 ribu per liter. Sekarang rata-rata sudah di angka Rp 14.500 per liter. Minyak goreng curah menjadi perhatian kami karena banyak digunakan pelaku UMKM dan masyarakat kecil," ujarnya.
Terpisah, stok minyak goreng curah maupun kemasan di pasar tradisional dan penyalur di Kudus melimpah. Dengan melimpahnya stok, maka tidak ada lagi pembatasan pembelian. Demikian dikatakan penyalur minyak goreng curah di Pasar Bitingan, Kudus, Muhari, Sabtu (21/5).
Ia mengakui tidak lagi memprioritaskan pelanggan yang biasa membeli di tempatnya. Saat ini, siapapun yang hendak membeli minyak goreng curah dalam jumlah berapapun dilayani.
"Setiap 10 hari, saya meminta 15 drum minyak goreng atau setara 3 ton langsung diantar. Berbeda dengan sebelumnya hanya mendapatkan jatah tiga drum atau 600 liter," ujarnya.