Banjir
Pak Mujiono Tuna Netra Pasrah Rumah Terendam Banjir Rob Semarang, Cuma Mengandalkan Ilmu Titen
Mujiono (61) hanya dapat berbaring lemah di dipan usang rumahnya di warga Kampung Gisikrejo, Bandarharjo, Semarang Utara, Selasa (24/5/2022).
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Mujiono (61) hanya dapat berbaring lemah di dipan usang rumahnya di warga Kampung Gisikrejo, Bandarharjo, Semarang Utara, Selasa (24/5/2022).
Rumahnya yang seluas 7 meter kali 3 meter kini berlantai air rob.
Ketinggian air rob bahkan hampir memakan kasur yang berada di atas dipan setinggi hampir 1 meter.
Baca juga: Banyak Korban Banjir Rob Semarang Terserang Kutu Air, Jari Kaki Gatal-gatal dan Perut Mules

Tidurnya gelisah sembari hanya bisa mendengarkan suara istrinya yang sibuk melayani pembeli di warung.
"Ya setiap hari tidak bisa bekerja. Matanya sudah buta. Jalan saja harus pakai ilmu titen," kata istri Mujiono, Damiyatun (57) kepada Tribunjateng.com.
Damiyatun dan Mujiono memang tinggal berdua di rumah tersebut.
Kondisi rumahnya memang tak layak yang hanya berdinding triplek dan seng.
Rumah itu juga dijadikan sebagai warung kecil-kecilan yang berjualan kebutuhan sehari-hari.
"Jualan utama ya es, kopi, dan makanan ringan anak kecil," terangnya.
Ia menyebut, suaminya sudah kabur penglihatannya sejak tahun 2002.
Suaminya tidak bisa melihat karena kejadian suatu hal.
Beruntung nyawa suaminya dapat tertolong.
Damiyatun tetap setiap menemani suaminya dari berobat ke berbagai tempat.
"Obat-obatan sudah. Dokter dan tabib sudah dicoba. Dokter di RS William Booth Semarang penglihatannya sudah tidak bisa. Hanya bisa melihat sedikit itupun buram di samping," paparnya.
Ia mengaku, hanya mengandalkan pendapatan warungnya yang hanya cukup buat makan.