Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Jadi Salah Satu Lumbung Padi Jateng, Bupati Dukung Sektor Pertanian Blora Lebih Mandiri dan Modern

Bupati Blora Arief Rohman sebut Kab Blora menjadi salah satu lumbung padi di Jateng.

Penulis: ahmad mustakim | Editor: sujarwo
Dok. Humas Setda Blora
Bupati Blora Arief Rohman usai menghadiri bimbingan teknis (Bimtek) kepada para petani dalam mengelola lahan pertanian dengan Teknik Biosaka dan Tanpa Pupuk Kimia oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan di Desa Getas, Kec. Cepu, Kabupaten Blora. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Bupati Blora Arief Rohman menyebut Kabupaten Blora menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Tengah.

Oleh sebab itu, Bupati ak

Bupati Blora Arief Rohman usai menghadiri bimbingan teknis (Bimtek) kepada para petani dalam mengelola lahan pertanian dengan Teknik Biosaka dan Tanpa Pupuk Kimia oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan di Desa Getas, Kec. Cepu, Kabupaten Blora.
Bupati Blora Arief Rohman usai menghadiri bimbingan teknis (Bimtek) kepada para petani dalam mengelola lahan pertanian dengan Teknik Biosaka dan Tanpa Pupuk Kimia oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan di Desa Getas, Kec. Cepu, Kabupaten Blora. (Dok. Humas Setda Blora)

an mengawal dan mendukung agar pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Blora menjadi lebih maju, mandiri dan modern.

Bupati menjelasakan dari data yang ada, Kabupaten Blora pada tahun 2021 memiliki luas panen sawah sejumlah 83.652,6 Ha dengan produksi padi sebesar 536.140,96 ton.

Kemudian luas panen tegal sebesar 18.235 Ha dengan produksi padi sejumlah 97.311,92 ton.

"Hal inilah yang membuat Kabupaten Blora menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Tengah," ucap Bupati kepada tribunmuria.com, Jumat (27/5/2022).

Dari jumlah tersebut, pihaknya menyatakan siap melaksanakan program dari Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI berupa Kegiatan Demplot Uji Bahan Alami (Biosaka) terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Padi.

"Kami juga akan mengawal dan mendukung agar pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Blora menjadi lebih maju , mandiri dan modern," tegasnya.

Bupati yang akrab disapa Mas Arief ini meminta agar para petani di Blora, atau Getas khususnya, untuk dapat mempelajari dan mencoba biosaka ini.

"Jika demplot ini berhasil, saya yakin petani - petani di daerah lain juga akan menggunakan metode yang sama juga," terangnya.

Bupati Blora Arief Rohman juga mengucapkan terimakasih kepada Kementerian RI, khususnya kepada Dirjen Tanaman Pangan, para akademisi, Kepala Dispertapa Kabupaten Blitar, yang sudah bersedia untuk berbagi ilmu dengan para petani di Getas, Blora.

"Saya berharap nantinya biosaka dapat dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Blora untuk memajukan sektor pertanian," ucapnya.

Bupati menjelaskan saat ini ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi kimia menjadi persoalan tersendiri dalam pembangunan pertanian.

Terlebih ketika alokasi pupuk subsidi tersebut tak sesuai dengan permintaan petani. Akibatnya gejolak kelangkaan pupuk pun terjadi.

"Dari permasalahan hal tersebut pemerintah terus mendorong petani agar tak lagi tergantung dengan pupuk kimia bersubsidi dan bisa mandiri dalam penyediaan pupuk," jelas Bupati.

Dikatakannya, perlu ada pendekatan dengan cara baru atau inovasi yang tidak lagi mengandalkan pupuk kimia.

Salah satu inovasi yang bisa dikembangkan petani adalah teknik biosaka ini.

"Dari Biosaka ini nantinya diharapkan bisa menekan biaya produksi dan semoga segera dapat diterapkan pada semua komoditas pertanian dan meningkatkan hasil produksi," harap Bupati.

Diketahui, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) kepada para petani dalam mengelola lahan pertanian dengan Teknik Biosaka dan Tanpa Pupuk Kimia di Desa Getas, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi mengatakan, kegiatan Demplot Uji Bahan Alami Biosaka ini untuk di Jawa Tengah pertama kali dan diadakan di Blora.

"Semoga dari blora ini nanti bisa menjadikan contoh buat daerah daerah lain baik di Jawa Tengah maupun di tingkat nasional," ucapnya.

Suwandi menjelaskan dalam percontohan ini, perlu adanya uji coba secara terus menerus, karena beda daerah tentu beda cara, sehingga perlu hati-hati dalam penerapannya.

"Semoga dengan cara ini, blora bisa naik kelas dengan cara ini, tadi Pak Bupati juga bilang kalau berhasil di getas ini nantinya akan di perluas di daerah lain," terangnya.

"Oleh karena itu para petani nanti bisa memperhatikan dengan sungguh-sungguh, dan perlu inovasi inovasi baik dari penyuluh hingga petani sehingga mendapatkan hasil lebih baik lagi," harapnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved